Doa Bersama Untuk Pendiri AJI Ging Ginanjar : AJI Bandung Berharap Jurnalis Muda Ikuti Jejak Ging

BandungKita.id, BANDUNG – Satu minggu lalu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kehilangan sosok paling bersejarah di organisasi mereka. Salah satu pendirinya, Ging Ginanjar meninggal dunia.

Untuk mengekspresikan kehilangan itu, AJI Bandung menggelar doa bersama untuk Ging Ginanjar di gedung Yayasan Pengembangan Kebudayaan (YPK) Jalan Naripan Nomor 7 Kota Bandung, Minggu, (27/1/2019).

“Ini kan pas ketujuh hari dari meninggalnya Ging. Di acara ini, kita coba mengekspresikan rasa kehilangan sekaligus mengingatkan (sepak terjang) kepada yang masih ada dan yang belum kenal Ging,” ujar salah satu anggota AJI Bandung, Adi Marsela saat ditemui BandungKita.id di lokasi acara.

Menurutnya, sepak terjang Ging patut menjadi refleksi untuk jurnalis. Nilai-nilai yang diperjuangkan, cara-cara yang dilakukan dan konsistensinya sebagai jurnalis perlu diperkenalkan ke khalayak yang lebih luas khususnya para jurnalis muda.

“Karena sepak terjang almarhum kususnya bagi kami di bidang jurnalistik sangat luar biasa. Khususnya dalam memperjuangkan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi,” ungkap Adi.

Baginya, sosok Ging tidak bisa lepas dari sejarah dan perjuangan AJI dari awal berdiri tahun 1994 sampai sekarang.

“Buat AJI, dia enggak akan lepas dari sejarah AJI. sejak awal sebelum berdiri sampai kemudian mulai mendirikan dunia tabloid Independen. Kemudian ketemu teman-teman dari kota lain, kemudian berangkat ke Cianjur, kemudian deklarasi di Cianjur, berdirinya AJI. Yang dinamakan Deklarasi Sirna Galih,” paparnya.

Bagi Adi sendiri, Ging menjadi inspirator jurnalis yang cinta kemanusiaan tanpa melihat latar belakang. Hal itu yang patut menjadi refleksi untuk masyarakat luas.

“Kalo buat saya sendiri jadi jurnalis itu ya memperjuangkan kemanusiaan tanpa melihat latar belakang perbedaannya. Semua manusia itu sama saja. Terus ya konsistensi memperjuangkan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi karena itu bagian dari hak asasi kita semua,” ujarnya.

Di tengah acara, tampak hadir pula keluarga Ging Ginanjar. Istri, anak dan ayahnya. Mereka merasa bangga dan berterimakasih kepada hadirin yang turut mendoakan almarhum.

Mewakili seluruh pihak keluarga besar almarhum, Ayah Ging Ginanjar, Jhoni Yahya Ganda meminta meminta maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan yang dilakukan anaknya bila pernah menyakiti hati.

“Mohon dimaafkan. Saya sangat terharu dan bangga pada saudara-saudara. Dalam skenario yang sama bersama Ging, tindak dan tanduk memakmurkan dan mengharumkan Indonesia. Saya ucapkan banyak terima kasih,” ucapnya.

Selain jurnalis yang hadir, terlihat ada banyak pelaku seni dan budayawan juga yang hadir dan berdoa bersama untuk Ging pada acara tersebut.(BGS/BandungKita.id)

Comment