Wakil Gubernur Jabar Minta Santri Ikut Tangani Kasus DBD

BandungKita.Id, Garut – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta para santri di seluruh pesantren menjadi garda terdepan dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat.

“Kenapa tidak libatkan santri dalam antisipasi masalah ini (DBD). Kan di Jawa Barat ada Iksannya (ikatan santri),” ujarnya saat menghadiri diklat IPPNU di Gedung Patriot, Cipanas, Garut, Kamis (7/2/2019).

Menurut dia, keberadaan santri di Jawa Barat ini bisa mendukung dalam mengantisipasi masalah ini. Asalkan harus diberi pemahaman dulu bagaimana cara dan upaya yang dilakukan dalam pencegahan ini, sebelum diterjunkan di masyarakat.

Uu menerangkan, saat ini penyebaran wabah DBD di Jawa Barat memang mengalami peningkatan, tetapi penyebarannya belum masuk pada status kejadian luar biasa (KLB). Peningkatan penyebaran DBD pada saat ini, kata dia, memang biasa terjadi karena mamasuki musim hujan.

“Sekarang kan musim hujan, wabah DBD pasti meningkat. Kita maksimalkan penanganannya saja di setiap daerah,” terang Uu.

BACA JUGA :

Banyak jentik nyamuk yang tak diketahui keberadaannya. Uu meminta masyarakat mengetahui penyebab kemunculannya dan segera mengatasinya

“Masyarakat juga harus tahu soal titik-titik jentik nyamuk. Harus segera dibersihkan supaya tak menyebabkan DBD,” kata Wagub.

Uu juga sudah meminta agar setiap lokasi yang sudah terjangkit wabah DBD segera melakukan pengasapan atau fogging. Penyuluhan kepada masyarakat tentang sumber dan bahaya DBD juga harus disampaikan.

“Nanti kalau tidak tahu malah terlena dan bisa timbul lagi, timbul lagi (penyakit DBD),” paparnya.

Sementara Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menyebutkan total penderita DBD di Kabupaten Garut, telah mencapai 188 kasus. Dengan rincian 157 kasus terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), sedangkan sisanya sebanyak 31 kasus kategori demam dengue.

Dari total penderita DBD ini, kata dia, menyebar hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Garut. Tetapi yang paling banyak itu di Kecamatan Limbangan, Tarogong Kaler dan Tarogong Kidul.

“Meski banyak tetapi belum masuk KLB, masih bisa kita tangani,” terang Helmi.

Helmi mengatakan, untuk menghindari bertambahnya jumlah pasien, pihaknya meminta seluruh masyarakat sigap dan mampu menjaga kebersihan. Terutama tempat yang berpotensi menampung air karena itu merupakan sarang nyamuk. (M Nur el Badhi)

Editor : Dian Aisyah

Comment