BandungKita.id, GARUT – Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat akan menggandeng perusahaan patungan Korea Selatan dan Jepang, untuk pengelolaan sampah. Rencananya perusahaan itu diklaim mampu menghasilkan energi listrik terbarukan hingga 25 megawatt (MW).
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, persoalan sampah saat ini tengah menjadi polemik masyarakat Garut. Sebanyak 17 truk sampah yang saat ini beroperasi, belum mampu mengangkut sampah secara optimal.
“Potensi sampah kita itu 500 ton, namun baru 300 ton yang berhasil diangkut,” ujar dia selepas apel pagi di halaman Setda Garut, Senin (11/2/2019).
Untuk itu, Lembaganya menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk mengolah sampah tersebut, agar menjadi energi terbarukan. “Jadi hasilnya listrik sekitar 25 megawatt diserahkan ke PLN, nanti dari PLN kembali dijual buat Leles,” kata Rudy.
Dalam prakteknya ujar Rudy, lembaganya akan melakukan penambahan lahan seluas 5 hektar di dekat tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Pasir Bajing. “Lahan itu untuk membangun power plannya, jadi yang ada sekarang itu (Pasirbajing) ditarik ke situ,” ujarnya.
Dalam kerjasama mutualisme itu, Pemda Garut ujar Rudy tidak mengeluarkan dana sama sekali untuk penyertaan modal. Sementara terkait teknologi, alat dan investasi yang totalnya ditaksir hingga Rp 50 miliar itu, seluruhnya ditanggung kedua investor asal negeri Asia Timur tersebut.
“Nanti listriknya dijual ke PLN dan PLN buat leles,” ujar Rudy.
Untuk mematangkan rencana itu, Pemda Garut mendapat undangan khusus untuk berkunjung ke kedua negara tersebut dan mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)
“Tim nya sudah datang ke sini, sudah belajar di Indonesia. Sekarang mesin-mesin mereka banyak digunakan di negara berkembang,” Katanya.
Khusus Indonesia, pengelolaan sampah yang dilakukan perusahaan listrik patungan dua negara Asia itu, diklaim sukses diterapkan di kawasan tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi. “Nah yang kedua ini di Garut,” kata Rudy.
Untuk Bantar Gebang, energi listrik yang dihasilkan rencannya akan dibeli pemerintah DKI Jakarta. Sedangkan khusus Garut, seluruh aspek yang dibutuhkan telah dilakukan kedua negara itu.
“Asal ada kesepakatan dengan PLN mereka bakal datang, PLN sendiri diwajibakan pemerintah untuk membeli (energi listrik terbarukan) dari sampah,” ujar Rudy.
Sementara untuk pengolahan sampah di Garut, rencanya sampah yang akan diolah mereka, sekitar 1000 ton per hari. Meskipun total kebutuhan sampah yang mereka perlukan jauh lebih besar.
“Itu terbilang kecil (1.000 ton) mereka maunya 5.000 ton,” kata dia. (M Nur el Badhi/Bandungkita.id)
Editor: Dian Aisyah
Comment