Isra Mi’raj dan Gambaran Nasib Umat Rasulullah SAW

Rasulullah melihat banyak kejadian saat sedang Mi’raj menuju Sidratul Muntaha

BandungKita.id, KAJIAN ISLAM – Isra Mi’raj menjadi peristiwa penting bagi umat Islam karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Rasulullah SAW mengalami peristiwa Isra Mi’raj setelah mendapatkan kesedihan yang luar biasa. Nabi Muhammad SAW ditinggal wafat oleh orang-orang yang dicintainya.

Isra Miraj juga menjadi satu dari mukjizat Nabi Muhammad SAW. Menurut etimologi, Isra’ adalah perjalanan malam, sedangkan Mi’raj adalah naik ke atas dengan tangga.

Yang dimaksud dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad adalah diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah di malam hari dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina).

Sedangkan Mi’raj adalah dinaikkannya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa menuju ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (suatu tempat ghaib yang tidak mungkin ditangkap oleh pancaindra).

Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Rasulullah melihat banyak sekali kejadian. Ada yang sifatnya menggembirakan, ada pula yang menyedihkan.

Rupanya, peristiwa yang dijumpai Rasulullah ketika menuju Sidratul Muntaha merupakan gambaran masa depan. Semua berkaitan dengan umat Rasulullah.

Dikutip dari Islami.co, Syeikh Najmudin Al Ghaithi dalam kitab Dardir Miraj menjelaskan ada delapan golongan orang yang disaksikan Rasulullah sepanjang dalam Isra Miraj.

Golongan pertama yaitu orang yang gemar bersedekah. Rasulullah melihat mereka memanen tanamannya yang baru saja ditanam.

Ketika dipanen, tanaman itu tumbuh kembali hingga hasil panennya berlimpah. Itu adalah gambaran orang-orang yang rajin bersedekah dan berinfak di jalan Allah.

BACA JUGA :

Urgensi dan Tuntunan Zakat dalam Islam, Seperti Apa?

 

Yuk Bersedekah! Subhanallah, Ini Dia 12 Hikmah dan Keajaiban Sedekah Dalam Islam

 

Golongan kedua yaitu orang-orang yang berpegang teguh pada agama Allah. Rasulullah mencium bau harum lalu bertanya kepada Malaikat Jibril dari mana sumbernya.

Malaikat Jibril menjawab bau harum tersebut berasal dari keluarga Masyitah yang dimasak hidup-hidup oleh Firaun. Sebabnya, keluarga itu teguh memegang keyakinan dengan menolak mengakui Firaun sebagai tuhan.

Golongan ketiga yaitu pemalas menjalankan sholat fardhu. Ketika itu, Rasulullah menyaksikan orang-orang dengan kepala pecah.

Kepala orang-orang itu kembali utuh, lalu pecah lagi dan terus berulang. Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril apa yang terjadi pada orang-orang itu.

Malaikat Jibril menjawab mereka adalah gambaran orang-orang yang malas mengerjakan sholat fardhu.

Golongan keempat yaitu orang yang enggan bersedekah. Mereka digambarkan dengan sekelompok orang yang memakan dhari atau pohon kering berduri, zaqqum yaitu tumbuhan dengan rasa pahit, serta batu panas.

Golongan kelima, para pezina yang lebih memilih wanita lain daripada istrinya. Mereka digambarkan memegang daging empuk dan daging busuk, namun lebih memilih makan dagung busuk.

Golongan keenam yaitu para perampok. Rasulullah melihat golongan ini seperti kayu di tengah jalan yang membakar orang-orang yang melewatinya.

BACA JUGA :

Subhanallah, Inilah Keutamaan Bulan Rajab Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Khalid Basalamah

 

Kiat-Kiat Agar Kita Dapat Meraih Khusyuk Dalam Shalat (Bag-1)

 

 

Golongan ketujuh yaitu para pemakan riba. Golongan ini digambarkan seperti orang berenang di sungai darah.

Golongan kedelapan adalah mereka yang rakus jabatan. Mereka ditampakkan di hadapan Rasulullah sebagai orang-orang yang memikul kayu bakar di pundaknya dan terus menerus menambah kayu meski sebenarnya tidak kuat memikulnya.

Golongan kesembilan adalah pendakwah yang tidak mengamalkan ucapannya. Di hadapan Rasulullah, mereka ditampakkan sebagai orang-orang yang lidahnya dipotong dengan gunting besi.

Golongan kesepuluh adalah mereka yang suka mengumpat. Mereka digambarkan sebagai sekelompok orang berkuku panjang yang terbuat dari tembaga dan mengunakan kuku itu untuk mencakar muka sendiri.

Sedangkan golongan kesebelas adalah para provokator yang digambarkan sebagai sapi besar keluar dari lubang kecil namun tidak bisa kembali lagi. Seperti itulah gambaran provokator, gemar membuat masalah namun tidak bisa menyelesaikannya.(M Zezen Zainal M/BandungKita.id)

 

Editor : M Zezen Zainal M

Comment