Dosen Mesum Masih Bergentayangan, Akreditasi ‘A’ Kampus Hijau Dinilai Tak Pantas

BandungKita.id, BANDUNG  – Puluhan mahasiswi yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa UIN Bandung menggelar aksi solidaritas untuk korban kekerasan seksual di Gedung Rektorat UIN Bandung, Selasa (2/4/2019).

Aksi tersebut digelar untuk menyikapi banyaknya kasus pelecehan seksual di lingkungan UIN Bandung. Kendati demikian, baru-baru ini kampus hijau tersebut mendapat predikat akreditasi A.

Akreditasi tersebut dinilai tidak tepat. Juru Bicara aksi, Vini Zulfa, menyebut kampus UIN Bandung tidak layak diterima oleh kampus yang masih membiarkan pelaku pelecehan seksual berkeliaran.

“Kami menilai, nilai A yang kini sudah melekat pada tubuh kampus hijau sangat kurang tepat didapat. Pasalnya, banyak kasus kekeran seksual, dan juga kasus-kasus lainnya yang belum diselesaikan oleh kampus,” ungkapnya saat ditemui di sela aksi.

Baca juga: Zalnando Was-was Gajinya Belum Terbayarkan, APPI Turun Tangan

Vini menuturkan, pihaknya mempertanyakan kerja-kerja Satgas Anti Pelecehan Seksual atau tim Investigasi yang sebelumnya telah dibentuk. Tim itu, dianggap Vini tak serius menangani kasus asusila tersebut, bahkan seolah melindungi dosen yang melakukan tindakan pelecehan.

“Dalam kerjanya mereka tidak ada upaya dalam mencari data korban, memproses pelaku yang sudah disebutkan inisialnya,” sebut Vini.

Vini yang juga anggota Women Studies Center (WSC) mengaku, pihaknya mencatat ada 13 kasus pelecehan seksual baik oleh dosen atau mahasiswa sejak 2017 hingga 2019 dengan berbagai modus.

Baca juga: Fenomena Banjir Bandung Timur, dari Perusakan Lahan Hingga Tumpulnya Fungsi Pemerintah

“Jumlah pelaku sejak 2017 hingga 2019 total ada 14 orang. Dosen 4 orang, mahasiswa 8 orang dan orang tak dikenal 1 orang,” ungkapnya.

Menurutnya, beberapa kasus ada yang sudah selesai namun ada juga yang masih menggantung. Dia mengatakan, kebanyakan kasus pelecehan seksual oleh dosen bermodus ancaman nilai akademik dan bimbingan skripsi di luar jam kerja dan di tempat yang bukan semestinya.

“Dua kasus ada yg sudah kelar lewat curhat saja, satu kasus lewat konseling dengan psikolog, selebihnya masih dalam proses,” paparnya.

Vini mengatakan, aksi yang digelar menuntut agar mahasiswa dilibatkan dalam tim investigasi. Pasalnya, data, identitas korban dan pelaku sudah dikantongi. Namun, dia mengatakan, mahasiswa masih meragukan kinerja tim investigasi yang dinilai tak serius.

Sementara itu, Wakil Dekan III fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dadan Suherdiana mengatakan ketua tim Investigasi sedang tidak bisa ditemui.

Baca juga: Milangkala ke-7, Paku Padjadjaran KBB Berkomitmen Lestarikan Seni dan Budaya Sunda serta Jalin Persaudaraan

“Pak Dekan bilang, kalau mau ketemu minta penjelasan, nanti ditunggu di aula fakultas Dakwah.Hari Kamis akan dijelaskan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Komite Aksi Mahasiswa UIN Bandung berkomitmen akan mengawal kasus tersebut sampai tuntas.***(Bagus Fallensky/BabdungKita.id)

Editor: Dian Aisyah

Comment