Kisah Pengabdian Setia Abah Ana, 20 Tahun Lebih Menjaga Perlintasan Kereta Tanpa Palang Pintu

Feature1055 Views

BandungKita.id, NGAMPRAH – Perlintasan Kereta Api tanpa palang pintu masih terlihat ada di beberapa ruas jalan umum Kabupaten Bandung Barat. Seperti halnya di RT 7 RW 3 Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB.

Potensi kecelakaan yang besar menggugah hati salah satu warga setempat untuk mengambil sikap menjaga perlintasan kereta Api tak berpalang pintu itu.

Ia adalah Abah Ana (70), pria paruh baya kelahiran tahun 1949 itu masih memiliki stamina bertugas menahan kendaraan yang akan melintas saat jadwal kereta melintas jalur tersebut.

Berbekal jam tangan dan peluit, Abah Ana setia menjaga perlintasan kereta tersebut selama lebih dari 20 tahun. Hal tersebut diakuinya saat ditemui BandungKita.id di lokasi dia bertugas.

“Saya mulai berjaga di sini sejak tahun 1990. Jadi kira-kira berapa tahun tuh?,” kata Abah Ana, Selasa, (2/4/2019).

Baca juga: Mengenang Kejayaan Kereta Api Rute Ciwidey-Soreang

Abah mengaku, dirinya sudah hafal kapan jadwal kereta melintas dengan hanya melihat jarum jam. Saat kereta hendak melintas, segera Abah menghentikan kendaraan roda dua, maupun roda empat yang melewati jalur Abah berjaga.

“Nanti jam 12 seperempat, ada kereta dari arah timur,” seru Abah sambil melihat jam tangannya.

Meskipun sudah 23 tahun berjaga, baik pihak PT KAI ataupun pemerintah daerah belum pernah ada yang memberi santunan, apalagi gajih.

“Rezeki Abah mah ngandelin dari pemberian (kendaraan) yang lewat weh. Dulu memang sempat ada dari Daop 2 berjanji mau pasang palang pintu, tapi sampai sekarang gak pernah ke sini lagi,” ungkapnya.

Baca juga: PT KAI DAOP 2 Sediakan Empat KA Tambahan untuk Lebaran, Tiket Bisa Dipesan Mulai 6 April 2019

Diakui abah, memang dirinya berharap ada santunan untuk menghidupi keluarganya, namun, dia mengatakan, tidak bisa berbuat banyak selain mengharap dari pemberian pengendara yang lewat.

“Kalau ada syukur, kalau gak ada ya udah. Mau gimana lagi,” tutur Abah.

 

Abah Ana (70), berjaga di perlintasan Kereta Api tak berpalang pintu di Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kabupaten Bandung Barat.

 

Abah mengatakan, dirinya mulai bertugas sejak pukul 10.00 WIB pagi, sampai pukul 17.00 WIB sore setiap hari. Selebihnya, ada tujuh orang yang mengisi sampai dia kembali bertugas di esok hari.

“Dulu pernah ada datang dari Daop 2 nyuruh ada yang berjaga di sini full 24 jam. Karena Abah gak sanggup 24 jam, akhirnya Abah minta ke anak-anak untuk bantu. Walaupun dari Daop 2 sendiri tak memberikan sepeser pun untuk makan,” paparnya.

Abah menjelaskan, ada beberapa kejadian kecelakaan kereta di perlintasan tersebut akibat tidak dipasangnya palang pintu.

“Selalu ada aja pengendara yang bandel pas diberhentikan. Tahun 1996 di sini pernah terjadi mobil yang nyelonong dan tertabrak. Terus ada beberapa motor juga pernah kecelakaan kereta,” sebut Abah.

Perlintasan yang tak memiliki palang pintu memang kerap menelan korban. Abah Ana berharap, pihak yang bertanggung jawab, segera mengadakan palang puntu di desa Cilame. Dia juga berharap dirinya turut disejahterakan.***(Bagus Fallensky/BandungKita)

Editor: Restu Sauqi

Comment