Pembangunan TPA Legoknangka Molor, Biaya Angkut Sampah Pemkab Garut Membengkak

BandungKita.id GARUT – Persoalan sampah di Kabupaten Garut masih sulit diatasi. Tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing pun dinilai sudah tak mampu menampung volume sampah.

Bupati Garut, Rudy Gunawan menuturkan, awalnya masalah sampah bisa diatasi setelah Pemprov Jabar membuat TPA Legoknangka. Namun nyatanya, hingga tahun ini TPA Legoknangka belum beroperasi.

“Legoknangka baru bisa dioperasikan tahun 2022. Padahal awalnya akan dibuka pada 2017. Makanya sekarang kami cari alternatif lain saja,” ujar Rudy di Pendopo Garut, Kamis (18/4/2019).

Baca juga:

Prabowo-Sandi Menang Telak di TPS Bupati dan Wakil Bupati Garut, Lihat Selisih Suaranya

 

Selain molornya operasional Legoknangka, Rudy menyebut jika biaya membuang sampah juga mahal. Awalnya Pemkab hanya harus membayar 30 persen. Tapi kabar terakhir, biayanya membengkak jadi 70 persen.

“Kalau ditotal setahun itu harus keluarkan 15 miliar untuk bayar buang sampah ke Legoknangka. Cukup memberatkan bagi kami,” katanya.

Rudy menyebut akan menjalin kerja sama dengan pihak Korea Selatan untuk mengatasi tumpukan sampah di Pasirbajing. Pihak dari Korea Selatan tersebut mempunyai teknologi pengelolaan sampah yang baik.

“Sampahnya nanti bisa dibakar dan jadi listrik. Sisa pembakaran bisa dipakai briket untuk bahan bakar lagi,” ujarnya.

Penerapan sistem pengelolaan sampah itu, tutur Rudy, sudah diterapkan di Bogor. Pihaknya pun akan melakukan pemadatan sampah di Pasirbajing agar tak terlalu meluber ke jalanan.

Selain mengolah sampah di Pasirbajing, Rudy juga berencana membuka beberapa TPA yang akan berada di beberapa kecamatan. Seperti di Kecamatan Cisurupan, Banjarwangi, Malangbong dan Pameungpeuk.

“Di selatan sudah ada lahannya. Akan beli 10 hektare. Jadi sampahnya bisa keurus di semua wilayah,” ucapnya.***(M Nur el Badhi)

Editor: Restu Sauqi

Comment