Hadiah Hari Bumi, LIPI Kembangkan Tiga Teknologi Ini Untuk Gantikan Ketergantungan Terhadap Energi Fosil

BandungKita.id, BANDUNG – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memaparkan bahwa saat ini Indonesia masih ketergantung terhadap sejumlah energi fosil yang ketersediannya semakin kritis.

Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (P2Telimek) LIPI, Budi Prawara menuturkan Indonesia masih sangat tergantung pada energi fosil jenis minyak hingga 37 persen, batu bara sebesar 33 persen dan jenis gas sebesar 21 persen.

Meski begitu, pihaknya menyebut pemerintah telah mencanangkan penggunaan energi baru terbarukan yang ditargetkan terpenuhi sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Seiring dengan Peringatan Hari Bumi 2019, kata Budi, perlu ada teknologi yang hadir saat ini agar penggunaan bahan bakar fosil bisa ditekan dan penggunaan energi baru terbarukan bisa mulai digalakan.

Salah satu peneliti LIPI, Arifin Nur menjelaskan saat ini LIPI sudah melakukan penelitian untuk menunjang transportasi ramah lingkungan.

“LIPI telah meneliti Hidrogen ICE (Internal Combustion Engine) yakni fungsinya bisa mengurangi pencemaran udara dari gas kendaraan bermotor. Sisa pembakarannya tidak berupa asap tapi hanya air, jadi tidak menimbulkan polusi,” ujar Arifin saat ditemui BandungKita.id di Gedung LIPI Bandung, Jalan Sangkuriang, Kota Bandung, Senin, (22/4/2019).

BACA JUGA :

Wow, Pesawat Terbesar di Dunia Uji Terbang Untuk Pertama Kali

 

Limbah Sungai Citarum Sulit Diuraikan, LIPI Tawarkan 3 Solusi Ini

 

Peneliti lainnya, Anjar Susatyo menerangkan LIPI juga telah menghadirkan pembangkit listrik energi kinetik air, selain bentuknya sederhana juga ramah bagi hewan-hewan yang hidup di air.

“Bentuk turbin pembangkit listrik tenaga kinetik air ini sangat sederhana, mudah dipasang, serta ramah bagi organisme air seperti ikan. Alat ini bisa membangkitkan aliran listrik tenaga air meski arus airnya sangat kecil,” ungkap Anjar.

Tak hanya itu, sinar matahari juga cukup mumpuni digunakan sebagai energi alternatif. Melalui teknologi bernama Smart Microgrid, peneliti LIPI Agus Risdiyanto mampu merubah energi sinar matahari menjadi energi listrik.

“Bahkan enggak cuma dari energi sinar matahari aja, angin, air, dan biogas juga bisa dikonversi jadi listrik. Terus energi listrik yang belum terpakai juga bisa disimpan dalam baterai,” kata Agus.

LIPI mengklaim tiga teknologi itu bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan target penggunaan energi baru terbarukan di masa yang akan datang.

“Indonesia memiliki 442 gigawatt cadangan energi terbarukan. Namun hanya baru 2 persen yang dimanfaatkan,” kata Ketua P2Telimek LIPI, Budi Prawira. (Tito Rohmatulloh/BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M

Comment