Kisah Poppy Sri Hendriani, Pengusaha Batik Bermotif Unik Langganan Ridwan Kamil

BandungKita.id, KOPO – Kegigihan nampaknya layak jika disematkan bagi Poppy Sri Hendriani. Ibu rumah tangga yang kini memasuki usia 47 itu saat ini sudah melampaui fase menciptakan peluang usahanya sendiri. Pepatah bilang, kesuksesan memang hadir seiring dengan kerja keras.

Bertahun-tahun menjadi pegawai marketing di salah satu industri batik di salah satu kota di Jawa Barat, membuat Poppy memutar otaknya. Pengalaman yang didapatkan dari perusahaan dimana ia bekerja dulu, menginspirasinya untuk terjun mencoba peruntungan di produksi serupa.

Namun, batik yang ia produksi berbeda dengan batik pada umumnya. Meski masih tetap mengandalkan metode batik tulis, namun produksi batiknya memiliki motif yang cukup unik. Bisa disebut, motif batik hasil karyanya satu-satunya yang ada di Indonesia. Ia melabeli produk batik tulisnya dengan nama Batik Nabila Diva.

 

BACA JUGA :

Tekan Peredaran Barang Impor, Disperindag Kabupaten Bandung Lakukan Kontak Dagang

 

 

Poppy yang merupakan warga Komplek Margahayu Permai, Kopo, Kabupaten Bandung tersebut, menciptakan motif dan ornamen cerita legenda nusantara, khususnya Jawa Barat. Beberapa cerita legenda asli Jawa Barat seperti Sangkuriang, Lutung Kasarung, Situ Bagendit, dan lain sebagainya.

“Saya juga bikin motif mengenai destinasi wisata Nusantara. Tapi yang paling banyak destinasi wisata Jawa Barat,” ucap ibu dengan dua orang putri itu saat ditemui BandungKita.id, Sabtu (24/11/2019) di Cihampelas Walk saat gelar Pameran IKM Disperindag Kabupaten Bandung.

Inspirasi membuat motif seperti itu Poppy dapatkan setelah beberapa kali mengikuti dan mengunjungi pameran terkait batik. Dimana ada pameran tentang batik, ia selalu datangi. Tak peduli dengan jauhnya lokasi dan berapa biaya yang telah ia keluarkan. Sebab, Poppy memang bertekad untuk menjadi seorang pengusaha batik setelah resign dari perusahaan terdahulu.

 

“Batik Nabila Diva” yang diciptakan Poppy Sri Hendriani, memiliki motif unik dari ornamen cerita legenda nusantara, khususnya Jawa Barat. Beberapa cerita legenda asli Jawa Barat seperti Sangkuriang, Lutung Kasarung, Situ Bagendit, dan lain sebagainya. (R Wisnu Saputra/BandungKita.id)

 

Ilmu mengenai metode batik tulis lambat laun ia kuasai. Ia bahkan terus menerus mencoba mengaplikasikan ide kreatifnya itu saat mulai belajar menulis batik. Tak jarang awal mula ia selalu gagal. Namun, kegagalan itu justru membawa jalan yang terang benderang. Poppy semakin lihai mendesain motif batiknya.

“Saya mulai memproduksi batik tulis pada tahun 2017. Dari situ saya terus coba, sampai akhirnya punya pasar sendiri,” kata dia.

Hingga saat ini, desain motif batik buah tangannya sudah tak terhitung. Setidaknya mencapai ratusan desain. Yang menarik, hasil karyanya itu, kini justru diminati para pejabat-pejabat terkenal. Salah satunya Ridwan Kamil dan Athalia Kamil.

Gubernur Jawa Barat beserta istrinya itu menjadi pelanggan tetap batik tulis produksinya. Selain Ridwan Kamil, sejumlah kepala daerah di Jawa Barat hingga luar Jawa Barat juga menjadi pelanggannya.

 

BACA JUGA :

Agar Lebih Dikenal, Teddy Kusdiana: Produk IKM Kabupaten Bandung Harus Berdaya Saing

 

 

Batik tulis produksinya itu kini bahkan diminati negara asing. Banyak pesanan batik tulis produksinya untuk dikirim semisal ke Malaysia, Australia, dan juga Singapura.

“Alhamdulillah jerih payah saya ini akhirnya menghasilkan. Tapi saya enggak boleh berbangga diri. Harus terus mencari ide dan inovasi lainnya agar batik tulis saya bisa terus bertahan,” kata dia.

Memang pada awal mula meniti usahanya, Poppy mengeluhkan kekurangan pembiayaan. Beruntung ia bisa kenal dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah. Dari Kadisperindag, Poppy banyak belajar.

Ia bahkan sempat meminjam modal ke bank untuk modal memulai bisnisnya. Dengan maremanya bisnis batik tulis produksinya, lambat laun cicilan bank yang ia pinjam semakin menipis. Meski hingga saat ini cicilan itu belum rampung.

Meski begitu, Poppy kini sudah memiliki empat orang karyawan yang senantiasa membantunya dalam memproduksi batik tulis. Empat orang karyawan itu hanya bertugas menggambar motif saja. Untuk desain ia garap sendiri.

 

Batik Nabila Diva saat gelar Pameran IKM Disperindag Kabupaten Bandung di Cihampelas Walk . Sabtu (24/11/2019). (R Wisnu Saputra/BandungKita.id)

 

Harga batik tulis produksinya cukup variatif. Mulai dari Rp 100 ribu per lembarnya hingga mencapai jutaan rupiah. Perbedaan harga ini ditentukan oleh rumitnya proses produksi hingga kombinasi varian warnanya.

“Waktu produksi juga berpengaruh. Karena melukis motif batik yang rumit itu jadi salah satu tantangan. Detail itu harus. Karena saya sendiri ingin hasil produksi tetap memiliki mutu dan kualitas. Sehingga nanti tidak mudah tergeser di pasar,” kata dia.

Menurut Poppy, hingga saat ini banyak pesanan yang terus berdatangan. Baik dari dalam dan luar negeri. Meski sempat kewalahan, namun ia menilai bahwa ini adalah rezeki yang patut disyukuri dari Allah. (R Wisnu Saputra/BandungKita.id)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien