BandungKita.id – Misteri mengenai lukisan “Salvator Mundi” yang dibeli Museum Louvre Abu Dhabi tampaknya akan terus ada. Lukisan senilai Rp 6 triliun yang menjadikannya sebagai lukisan termahal di dunia itu sebelum direstorasi, penampakan permukaan lukisan sangat menyedihkan.
Di beberapa bagian lukisan terdapat cat yang sudah mengelupas dan warna rambut subyek pun seakan berganti warna. Lukisannya memang terbuat bukan di atas kanvas tapi panel kayu kenari.
Mei 2008 lalu, beberapa ahli Leonardo da Vinci diundang untuk meneliti sebuah lukisan. Ada sejarawan dan ahli seni da Vinci Martin Kemp, Departemen Konservasi Galeri Nasional, dan para peneliti lainnya.
Lukisan yang diperlihatkan pada mereka adalah seorang lelaki berambut panjang, berjenggot, menatap lurus ke depan dengan satu tangan terangkat, dan satunya lagi memegang bola kristal. “Ada getaran dalam lukisannya dan saya merasakan kehadiran Leonardo da Vinci,” ujar Kemp dilansir detik dari Guardian, Selasa (16/10/2018).
Hari itu, lukisan yang belum direstorasi itu diyakini sebagai karya Leonardo da Vinci yang hilang. Tiga tahun berikutnya pada November 2011, potret Kristus itu dipamerkan dalam pameran Leonardo di Galeri Nasional. Enam tahun setelahnya, lukisannya dijual Balai Lelang Christie dan menjadi lukisan termahal di dunia senilai Rp 6 triliun.
Bulan lalu, lukisan ‘Salvator Mundi’ seharusnya dibuka di Museum Louvre Abu Dhabi pada 18 September. Namun ditunda dengan alasan, “Rincian lebih lanjut bakal diumumkan”.
“Sampai sekarang belum ada pengumuman lebih lanjut. Saya hanya diminta untuk mengirim ulang pernyataan,” ujar Kemp.
Mantan direktur Museum Metropolitan New York, Thomas Campbell, menuturkan masalah lukisan ini terletak pada restorasi.
“Semua repaints telah dibersihkan. Implikasinya adalah lukisan yang dijual oleh Christie terlalu over dipulihkan. Apakah ada banyak orang yang mempertanyakan proses konservasi ‘Salvator Mundi’?” tanyanya. (ZEN)
Comment