Hengky Murka! Dana KONI KBB Sebesar Rp 22 Miliar Segera Diaudit. Ini Kejanggalannya

BandungKita.id – Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan murka. Ia berjanji akan mengevaluasi kinerja KONI Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dinilai gagal total dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII/2018.

Tak hanya itu, Hengky juga akan menugaskan tim untuk mengaudit penggunaan anggaran yang dihibahkan Pemkab Bandung Barat kepada KONI KBB.

Hengky jelas kecewa. Pasalnya, prestasi KBB menurun drastis dibanding gelaran Porda sebelumnya. Pada Porda 2014 di Kabupaten Bekasi, KBB berhasil meraih peringkat 4. Namun, di Porda Kabupaten Bogor, posisi KBB anjlok beberapa strip ke papan tengah.

Padahal, kata dia, anggaran yang diberikan Pemkab Bandung Barat kepada KONI KBB untuk gelaran Porda 2018 sangat besar. Jumlahnya sekitar Rp 22 miliar. Nilai ini jauh lebih besar dari anggaran Porda sebelumnya.

“Tidak ada alasan. Ini bisa dibilang kegagalan. Padahal anggaran yang kita berikan sangat besar, sampai Rp 22 miliar. Kita akan evaluasi,” ujar Hengky di Kompleks Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, Selasa (16/10/2018).

BACA JUGA :

Dijelaskan Hengky, pihaknya akan segera mengaudit penggunaan anggaran sebesar Rp 22 miliar yang dihibahkan Pemkab kepada KONI KBB. Ia menduga ada yang tidak beres dalam penggunaan dana Porda tersebut.

“Ini (dana KONI) akan diaudit. Anggarannya kemana, kita ingin cek pengeluaran KONI tahun ini,” tegas Wakil Bupati berparas ganteng itu.

Beberapa indikasi ketidakberesan soal penggunaan anggaran sudah diendus Hengky. Ia mencontohkan, dirinya banyak menerima keluhan dari para atlet terkait penginapan atlet selama Porda yang dinilai tidak layak.

Dengan nada miris, Hengky mengaku sangat prihatin dengan kondisi penginapan para atlet KBB selama Porda. Menurutnya, para atlet KBB yang akan bertanding hanya diberikan penginapan alakadarnya.

“Bahkan saya lihat videonya sangat miris. Jadi mereka dapat satu gudang penuh debu, mereka nyapu dulu. Ini tentu berpengaruh kepada kesehatan dan prestasi para atlet,” beber Hengky geram.

Padahal dengan anggaran besar yang digelontorkan Pemkab Bandung Barat, sambung dia, seharusnya para atlet memperoleh penginapan atau hotel yang layak.

Ia juga menemukan keganjilan lainnya. Hengky mengaku mendapat laporan mengenai penyaluran anggaran pembinaan cabang olahraga (cabor) yang disebutnya tak masuk akal dan jauh dari layak.

Cabor sepakbola yang menjadi salah satu cabor favorit, kata dia, hanya mendapat anggaran Rp 200 jutaan. Itu pun dibagi untuk beberapa klub. Padahal, kabupaten/kota lain menyalurkan dana pembinaan sekitar Rp 1 miliar. Alhasil, prestasi yang diraih pun jauh dari harapan.

Tak hanya itu, para atlet pun hanya mendapatkan peralatan penunjang pertandingan yang pas-pasan. Hengky bahkan merasakan langsung “kebijakan” KONI tersebut. Salah satunya soal sepatu atlet dan ofisial.

“Saya juga mendapat sepatu yang kalau dari kardusnya, salah satu produk bermerek. Tapi karena saya tahu sepatu dan menggunakan beberapa merek juga, saya menilai itu palsu. Kardusnya bermerek, tapi sapatunya aspal (produk bajakan/KW). Tak seperti yang biasa saya pakai. Makanya saya pengen cek anggarannya,” ungkap Hengky dengan nada serius. (ZEN)

Comment