BandungKita.id – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional ke-4, MAN 2 Tasikmalaya (MAN Cipasung) menyambutnya dengan seru dan meriah. Semua guru dan siswa memakai pakaian ala santri yang diinstruksikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya pakaian yang sesuai dengan adat dan ciri khas santri yakni sarung dan baju koko.
Acara ini diawali dengan apel menyambut hari santri yang dipimpin langsung oleh Kepala MAN 2 Tasikmalaya dilanjutkan dengan pembukaan resmi rangkaian kegiatan bertempat di halaman Kampus MAN 2 Tasikmalaya.
Dalam sambutannya Kepala MAN 2 Tasikmalaya, Neng Ida Nurhalida MPd menganalogikan pakaian yang indah ini bukan hanya indah dari segi lahiriyah tetapi yang lebih penting adalah inner beauty yakni kecantikan batin, dan itu yang lebih utama.
Kemudian Ida juga menyampaikan tentang motto MAN 2 Tasikmalaya yakni Nyantri, Nyeni, Nyakola.
“Dengan nyantri diharapkan kita punya nilai-nilai kesantrian yakni perjuangan, kemandirian dan pengabdian yang dihiasi dengan nilai-nilai karakter santri yang melangkah penuh dengan ilmu bersumber langsung dari Al-Qur’an dan sunnah dilengkapi dengan kitab-kitab para ulama juga tafsir-tafsir yang menerangkan maksud atau makna Al-qur’an dengan lebih rinci,” kata Ida dalam rilis yang diterima BandungKita.id, Minggu (21/10).
Di samping itu kehidupan seorang santri, sambung dia, penuh dengan akhlak yang mulia juga memiliki nilai sosial yang tinggi.
Ida juga berharap bahwa siswa-siswi MAN 2 Tasikmalaya memiliki ilmu dan wawasan yang luas yang mencerminkan nilai-nilai kesantrian yakni keimanan, akhlak yang mulia sesuai dengan motto Nyantri, Nyeni dan Nyakola.
Setelah penutupan apel para siswa melaksanakan salah satu ciri khas kegiatan santri yakni ngaliwet. Tiap kelas memasak 2 katrol putra dan putri. Setiap kelas diimbau untuk menyerahkan dua piring untuk dinilai oleh para penilai yang terdiri dari dewan guru yang diketuai oleh Teteng Muchis Aziz MA.
“Semoga kita bisa mengambil hikmah dan faidah dari acara memperingati hari santri ini untuk menambah wawasan dan keimanan sebagaimana ketabahan, kemandirian, keteguhan para santri dan nuansa kehidupan santri yang dibimbing oleh Kyai Pesantren sehingga terpancar nilai-nilai Alquran dan sunnah dalam kehidupan kita sehari-hari,” beber Ida yang juga anak mendiang kiai karismatik Pondok Pesantren Cipasung, KH Ilyas Ruhiat.
Ida dan para siswa yang sebagian besar merupakan santri Ponpes Cipasung berharap melalui momen hari santri ini akan mengingatkan para santri untuk melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk yang sesuai dengan tuntunan agama serta berkhidmat bagi masyarakat, nusa dan bangsa. (ZEN/BandungKita.id)
Comment