BandungKita.id, KOMUNITAS – Olahraga yang satu ini mungkin kurang familiar di telinga masyarakat Indonesia. Namun kemungkinan besar kamu pernah melakukannya sekali dalam hidup. Nama olahraga ini adalah kalistenik.
Kalistenik berasal dari bahasa Yunani yang artinya Kalos (beuty/keindahan) dan thenos (strengh/kekuatan). Jadi kalistenik dapat diartikan kalistenik itu sendiri adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan dari tubuh kita serta keindahan gerakan-gerakan yang ada di kalistenik.
Kalistenik juga dapat diartikan sebagai olahraga mengolah tubuh atau membentuk tubuh yang hanya menggunakan beban tubuh kita sendiri (body weight). Berbeda dengan gym atau fitnes yang bisa mengatur berat beban yang akan kita angkat karena mengandalkan alat, kalistenik tidak bisa.
Dalam kalistenik kita hanya bisa mengatur repetisi (hitungan) semampu kita. Jika belum terlalu kuat, bisa melakukan latihan dengan reps (hitungan) yang rendah. Jika sudah kuat, kita bisa menambah reps sesuai kemampuan kita.
Gerakan-gerakan dalam olahraga kalistenik bahkan sering dijadikan pemanasan sebelum melakukan olahraga lain. Gerakannya meliputi gerakan menarik, menerjang, mendorong, dan mengangkat tanpa perlu pakai alat apapun. Semakin sering otot kita bekerja, semakin banyak massa otot yang kita punya.
Olahraga kalistenik juga sering disebut sebagai street workout karena cukup dengan “membawa diri”, kita sudah bisa melakukan gerakan-gerakannya di mana pun dan kapan pun kita mau.
Di Bandung, ternyata olahraga ini sudah banyak digemari terutama oleh anak-anak muda. Mereka bergabung dalam sebuah organisasi bernama BARSTARD atau kepanjangan dari Bandung Street Workout Addict. Organisasi komunitas kalistenik Bandung didirikan pada 19 Oktober 2013. Usianya kini sudah 5 tahun.
Salah seorang pelatih Barstard (coach beginner), Vindi Rizki Sepriyandi mengatakan saat ini anggota Barstard sudah mencapai 500 orang lebih. Namun, hanya sekitar 50 orang yang aktif dan mengikuti latihan rutin.
“Kami berlatih tiap hari Senin-Jumat jam 19-00 di Taman Supratman,” kata Vindi kepada BandungKita.id, Minggu (4/11/2018).
Menurut Vindi gerakan dasar kalistenik sebenarnya hanya pull up, push up dan squat, dll. Namun ada banyak sekali variasi dari gerakan-gerakan tersebut yang sesuai dengan level kemampuan kita.
“Seperti push up assisted knee yaitu push up yang dibantu oleh lutut yang dijadikan tumpuan, gerakan ini untuk yang belum bisa melakukan push up karena gerakan ini lebih ringan dibanding dengan push up biasa,” ungkap Vindi.
Ada juga regular push up, diamond push up, wide push up, pike push up handstand push up dan masih banyak lainnya. Gerakan ini bisa dilakukan untuk kalian yang sudah memasuki level advance.
Jika kalian yang sudah merasa kuat dan terbiasa dengan push up, kalian bisa mencoba gerakan push up variasi tersebut. Dan begitu juga dengan gerakan pull up atau pun squat banyak variasi gerakan yang sesuai dengan kemampuan kalian.
Manfaat olahraga kalistenik bisa disejajarkan dengan latihan ketahanan (endurance training), latihan kekuatan (strength training), dan latihan beban. Selain sama-sama bisa membentuk otot, menurunkan berat badan, dan menjaga kebugaran tubuh, olahraga kalistenik juga membantu menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.
Kalistenik juga termasuk olahraga kardio yang dapat membantu menjaga kesehatan dan kebugaran jantung, paru, dan pembuluh darah.
Selain dapat membentuk tubuh, di dalam kalistenik juga kita bisa belajar gerakan-gerakan yang indah. Gerakannya secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu gerakan statis dan gerakan dinamis.
Gerakan statis seperti gerakan handstand atau berdiri dengan posisi tubuh yang terbalik dengan tangan menjadi tumpuan.
Sedangkan contoh gerakan dinamis yakni gerakan ini lebih mengandalkan flow gerak tubuh, jadi enggak terlalu banyak keluar tenanga. Namun gerakan-gerakan dinamis ini terbilang agak ekstrem.(ZEN/BandungKita.id)
Comment