BandungKita.id, NGAMPRAH – Kemacetan parah di kawasan Cimareme-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) seolah menjadi rutinitas rutin saat pagi, siang dan sore hari di kawasan tersebut. Pembangunan Flyover Cimareme yang digadang-gadang akan menjadi solusi, hingga kini belum jelas realisasinya.
Salah seorang warga Padalarang, Dedy (37) yang berprofesi sebagai seorang pengemudi mengaku dirinya sering merasa frustasi dengan kemacetan parah di kawasan Cimareme hingga Padalarang. Ia seringkali terjebak kemacetan parah setiap kali berangkat dan pulang kerja atau pun mengirim barang milik tempat kerjanya.
“Kemacetan di Cimareme sangat menyusahkan pengemudi. Tiap hari macet parah. Kalau memang ada wacana pembuatan jembatan layang, ya minta dipercepat aja,” ujar Dedy saat ditemui BandungKita.id di kawasan Cimareme, Rabu (12/12/2018).
Senada dengan Dedy, Warga lainnya, Manyar (42) mengaku sangat terganggu dengan kemacetan parah di kawasan Cimareme tersebut. Pasalnya jarak Padalarang-Cimahi yang biasa ditempuh 30 menit, menurutnya, kini menghabiskan waktu 1 jam.
“Sangat-sangat terganggu, misalnya kita mau ke Cimahi, harusnya setengah jam udah nyampe, tapi jadi satu jam setengah. Kan jadi terlambat,” keluhnya.
BACA JUGA :
Zainal Muttaqin (34), warga lainnya mengatakan kadang dirinya merasa depresi dengan kemacetan parah di kawasan Cimareme tersebut. Ia mencontohkan dari Padalarang ke Cimareme harus menghabiskan waktu sekitar setengah jam lebih. Padahal, bila kondisi normal cukup ditempuh dengan waktu 5-10 menit saja.
“Saya sih berharap Pemkab Bandung Barat segera merealisasikan pembangunan Flyover Cimareme. Dari dulu sudah denger wacana ini. Mudah-mudahan jangan hanya wacana, tapi cepat direalisasikan. Kasihan masyarakat tiap hari harus terjebak macet dan ini sudah bertahun-tahun,” tuturnya.
Bahkan beberapa hari lalu, seorang perempuan terpaksa harus melahirkan dalam mobil di tengah kemacetan ruas Jalan Padalarang karena ketika itu terjadi kemacetan parah hingga kawasan Cimareme. Beruntung ibu dan sang bayi dapat diselamatkan.
Terkait hal itu, Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana segera memanggil Bupati KBB Aa Umbara untuk meminta kejelasan rencana pembangunan Flyover Cimareme.
“Minggu depan kita akan panggil Bupati Aa Umbara. Rencana (pembangunan Flyover Cimareme ini kan sudah sejak tahun 2009, anggarannya sudah ada. Tapi belum ada kemajuan sama sekali. Kita akan tanya apa kendalanya,” jelas Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat, Teddy Heryadi kepada BandungKita.id.
BACA JUGA :
Dikatakan Teddy, sejauh ini memang belum ada laporan terkait progres pembangunan Flyover dari dinas terkait. Baik dari besaran anggaran yang digunakan, atau pun jumlah bidang lahan yang telah dibebaskan.
Ditanya mengenai kapan rapat terakhir evaluasi pembangunan Flyover Cimareme, Teddy mengaku Komisi III belum melakukan hal itu. Ia beralasan, DPRD akan melakukan evaluasi jika sudah ada dorongan dari masyarakat.
“Kita akui sejauh ini belum melakukan evaluasi terhadap pembangunan Flyover Cimareme. Biasanya kita akan melakukan kalau sudah ada dorongan dari bawah,” katanya.
Sebelumnya diberitakan BandungKita.id, rencana pembangunan Jembatan Layang (Flyover) Cimareme di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang digulirkan sejak 2009 masih jalan di tempat. Selain itu, anggaran pembebasan lahannya pun tidak jelas penggunaannya.
Dana sebesar Rp 11 miliar yang digelontorkan Pemprov Jabar tiba-tiba sudah ludes. Namun Pemkab Bandung Barat selaku pelaksana pembebasan lahan mengaku tidak tahu digunakan apa saja anggaran Rp 11 miliar tersebut dan berapa lahan yang sudah dibebaskan. (ZEN/RES/BandungKita.id)
Comment