Objek Wisata Situ Ciburuy Mulai Ditata Tahun 2019, Begini Rencana Penataannya

BandungKita.id, NGAMPRAH – Pemerintah Provinsi Jawa Barat, telah berkomitmen mengembangkan objek wisata di Jawa Barat. Salah satu diantaranya menata kawasan Situ Ciburuy, di Padalarang, Kabupten Bandung Barat (KBB).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, penataan kawasan wisata andalan di kawasan KBB tersebut akan mulai dikerjakan pada anggaran baru tahun 2019.

“Pengembangan wisata Situ Ciburuy, jadi tahun 2019 kita maksimalkan, dan Situ Ciburuy Insya Allah ikannya mudah dipancing,” kata Gubernur saat mengunjungi Situ Ciburuy, di KBB, Sabtu (29/12/18).

Dalam postingan akun instagramnya, Ridwan Kamil menggunggah gambar rencana pentaan Situ Ciburuy. Dalam gambar tersebut terlihat danau bernilai sejarah itu akan diubah dengan bernuasa modern, dilengkapi venue untuk pemandangan, tempat kuliner outdoor dan Bubuy Bulan floating performance stage.

 

 

Ada banyak nilai sejarah di Danau yang terletak di Bandung Barat ini. Konon katanya, situ ini merupakan peninggalan Prabu Siliwangi, dan Ciburuy awalnya merupakan arena pertarungan para jawara di pulau Jawa.

Situ Ciburuy, pada mulanya adalah dua buah sungai kecil yang ujungnya bertemu di Desa Ciburuy. Tahun 1918, lokasi pertemuan kedua sungai itu dibendung. Lalu airnya diatur untuk mengairi sawah-sawah desa.

Lama kelamaan, bendungan ini airnya makin tinggi dan menggenangi wilayah seluas 14.76 ha. Tapi tanah tertinggi di tengah-tengah danau tidak tergenang, yang kemudian membentuk sebuah pulau kecil. Mayarakat setempat lantas memberinya nama Situ Ciburuy. Situ artinya danau, sedangkan Ciburuy adalah nama Desa.

Dari sisi budaya, sejak sekitar tahun 1942, setiap tahun di sekitar Situ Ciburuy selalu diadakan semacam upacara penolak bala. Upacara ini biasanya digabung dengan upacara menangkap ikan yang dinamakan “lotre”. Ketika itulah digelar pertunjukan wayang golek, kendang pencak dan ronggeng. Akan tetapi, belakangan kegiatan tersebut jarang di adakan.

Uniknya, di Situ Ciburuy adalah soal ikannya. Dimana masyarakat setempat dengan mudah memancing atau menjala ikan di tempat itu, sedangkan bagi pendatang atau orang luar mengalami kesulitan, seperti penggalan lagu Pop Sunda yang berbunyi, “Situ Ciburuy, laukna hese dipancing.”

“Nah berbagai Potensi tersebut, kita ingin hidupkan kembali. Harus ada nilai tambah ekonomi, tapi kan ekonomi yang suistainable, jangka panjang. Masyarakat, pedagang semua harus happy- happy, jadi harus ada win-win solution. Itu jadi atensi saya,” katanya.***(RES)

Comment