Pelajar SD di Garut Dapat Ilmu Mitigasi Bencana Dari Mahasiswa

BandungKita.id, Garut – Sejumlah mahasiswa dari Universitas Garut (Uniga) memberikan pelatihan tentang ilmu mitigasi bencana kepada ratusan pelajar sekolah dasar. Hal itu dilakukan untuk membuat anak-anak paham apa saja yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

Pelatihan ilmu mitigasi bencana dilakukan oleh kelompok 61 KKN Uniga yang bertugas di Desa Cintaasih, Kecamatan Samarang. Pelatihan itu berlangsung di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Arrochman, Cintaasih.

Anggota Kelompok 61 Cintaasih, Hakim Ghani mengatakan, pelatihan diberikan kepada pelajar setingkat sekolah dasar.

“Kita berbagi sedikit ilmu tentang mitigasi bencana. Apa saja yang harus dilakukan, harus bagaimana ketika ada bencana, kami berikan pemahamannya agar pelajar mengerti,” kata Hakim di MI Arrochman, Rabu (16/01/2019).

Baca juga: Terlilit Rantai Gear Sepeda Motor, Siswa Sekolah Dasar Purbayani Ini Tak Bisa Sekolah

Rabu ini, mahasiswa mengajarkan ilmu mitigasi gempa bumi. Hakim mengatakan, ada tiga hal yang diajarkan kepada para pelajar yang diberi nama ‘Tiga Gerakan Bebas Gempa’.

“Yang pertama kita ajarkan dulu untuk berlindung di bawah bangku dan alat yang berbahan kuat. Supaya jika gempa merobohkan bangunan, para pelajar tidak tertimpa reruntuhan,” ungkapnya.

Setelah berlindung dan getaran gempa mulai tak terasa, sambung Hakim, para pelajar kemudian disuruh berlari menghindari bangunan dan menuju ruang terbuka.

“Yang ke tiga kita berikan pemahaman agar para pelajar berkumpul di lokasi yang terbuka dan jauh dari gedung tinggi,” katanya.

Baca juga: Dinilai Belum Ada Regulasi Jelas, Kepala Desa di Garut Tolak Pungut PBB

“Jadi kita namai ini gerakan ‘Tiga Gerakan Bebas Gempa’. Yang pertama berlindung, kedua berlari dan ketiga berkumpul di tempat yang jauh dari gedung tinggi,” katanya menambahkan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya penanggulangan bencana alam yang kerap terjadi di wilayah Garut yang notabene merupakan daerah rawan bencana alam.

Dengan kegiatan ini, diharap para pelajar dapat mengerti cara menghindar dari bencana dan menjelaskan kembali ilmu ini ke keluarga mereka.

“Selain tiga gerakan tadi, kita juga ajarkan doanya. Karena pada dasarnya segala pertolongan datang dari Tuhan,” pungkas Hakim. (Rul/BandungKita.id)

Comment