Waspada! Selama Januari 2019, di Bandung Barat Tercatat 238 Kasus DBD dan 2 Orang Meninggal : Begini Langkah Dinkes KBB

BandungKita.id, KBB – Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meningkat drastis. Bulan ini saja hingga tanggal 23 Januari 2019, jumlah kasus DBD di wilayah KBB mencapai 238 kasus. Padahal dua pekan sebelumnya kasus DBD yang tercatat hanya 16 kasus.

Jika dirata-ratakan, dalam sehari terdapat 10,3 orang warga KBB yang terjangkit DBD. Namun, meski terjadi peningkatan signifikan penderita DBD di Bandung Barat, Pemkab Bandung Barat belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atau darurat.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) KBB, Hernawan mengatakan berdasarkan data yang dihimpun petugas di lapangan, selama bulan Januari dari tanggal 1 hingga 23 Januari 2019, tercatat sudah ditemukan 238 warga KBB yang positif terkena DBD atau suspek DBD dengan gejala klinis.

Berdasarkan wilayahnya, kata dia, kasus DBD pada Januari 2019 ini paling banyak ditemukan di lima kecamatan yakni Kecamatan Cikalongwetan, Cililin, Ngamprah, Padalarang dan Parongpong.

Diakuinya, jumlah tersebut terbilang sangat besar mengingat pada tahun-tahun sebelumnya jumlahnya tidak pernah sebesar itu. Menurut Hernawan, jumlah tersebut kemungkinan masih bisa terus bertambah mengingat saat ini musim hujan masih mengguyur kawasan KBB dan sekitarnya.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sambung Kadinkes, tidak pernah kasus DBD di KBB dalam satu bulan menembus angka 230-an kasus. Peningkatan jumlah kasus yang sangat signifikan ini, menurutnya disebabkan karena faktor cuaca.

Ia menyebut pada 2018 lalu, total kasus DBD yang ditemukan di 16 kecamatan di KBB mencapai 1.146 kasus. Rata-rata mencapai 100 kasus dalam satu bulan. Berbeda dengan Januari 2019 ini yang sudah mencapai 238 kasus. Artinya terjadi peningkatan signifikan kasus DBD selama Januari 2019 ini.

“Faktor hujan memang menjadi faktor paling signifikan yang menyebabkan tingginya jumlah suspek DBD pada bulan ini di Bandung Barat,” jelas Hernawan kepada BandungKita.id di Kompleks Pemkab Bandung Barat, Ngamprah KBB, Jumat (25/1/2019).

BACA JUGA :

Dari 238 kasus DBD, Dinkes KBB juga mencatat pada Januari 2018 ini dilaporkan sebanyak dua suspek DBD dinyatakan meninggal dunia. Mereka masing-masing berasal dari Kecamatan Padalarang dan Parongpong.

Guna mengantisipasi terus meningkatnya kasus DBD, Dinkes KBB sudah beberapa kali mengeluarkan surat edaran yang dikirim mulai dari Posyandu, Puskesmas dan kecamatan-kecamatan. Surat edaran itu berisi peringatan agar masyarakat mewaspadai ancaman penyakit DBD pada musim penghujan ini.

“Kami juga turunkan petugas secara rutin untuk mengecek, mengendalikan dan memberantas sarang nyamuk melalui 3 M Plus. Kami juga imbau agar masyarakat menjaga betul kebersihan lingkungannya,” tutur Hernawan.

Yang dimaksud 3 M adalah 1) Menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

BACA JUGA :

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat penting. Oleh karena itu, sambung Kadinkes, program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus disosialisasikan dan dilakukan secara berkelanjutan setiap pekan khususnya pada musim penghujan.

“Karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Kami berharap kasus DBD terus menurun dengan langkah-langkah signifikan yang kami lakukan supaya tidak sampai KLB (kejadian luar biasa). Saat ini belum kita tetapkan status KLB,” kata Hernawan. (ZEN/BandungKita.id)

Comment