Dinilai Minim, Kemenpar Imbau Pengembang Wisata Penuhi Fasilitas Difabel

Garut, JabarKita705 Views

BandungKita.id, GARUT – Pariwisata menjadi salah satu penyumbangan devisa terbesar di Indonesia. Bahkan sektor tersebut dinilai sangat menjanjikan untuk masa depan Indonesia.

Kendati demikian, disamping kontribusinya yang begitu besar bagi perekonomian Indonesia. Pariwisata di negeri ini dinilai masih minim fasilitas bagi penyandang disabilitas.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Ambar Rukmi. Ia menuturkan fasilitas tersebut belum maksimal diapilaksikan oleh pangembang pariwisata.

“Kalau menurut saya (untuk destinasi wisata yang ramah difabel) hampir belum ada, adanya memang baru aksesibilitasnya saja, sementara yang lainya belum maksimal,” kata Ambar saat ditemui di pelatihan pariwisata Goes To Difabel, di Hotel Fave Garut, Selasa (26/22/2019).

Meski sebagian destinasi wisata sudah memfasilitasi kaum difabel, namun Ambar menilai masih banyak tempat wisata yang belum memenuhi fasilitas tersebut.

Salah satunya toilet, menurut Ambar, toilet bagi difabel harus ada handrail atau pegangan. Ambar mengatakan, sejak tahun 2000-an pemerintah pusat sudah konsen terhadap upaya pemenuhan fasilitas fisik bagi kaum disabilitas. Tidak hanya di perkantoran atau sekolah, namun di tempat wisata juga.

Termasuk di Kabupaten Garut, menurutnya fasilitas bagi para penyandang disabilitas di tempat wisata baru sebatas pada aksesibilitas saja. Sementara hal lainnya belum tersedia.

“Untuk destinasi di Garut masih kurang, adanya baru aksesibilitas, sementara yang lain seperti kamar mandi wc atau toilet destinasi wisata disabilitas itu belum,” kata Ambarukmi

Dikatakan Ambar pariwisata bukan seperti Museum yang hanya dilihat dan dipelajari saja. Para difabel juga tentu sangat ingin menikmati destinasi wisata yang ada di tempat wisata teraebut.

“Sebenarnya kita juga ingin membuat juga dan mulai peduli kepada para difabel ini, yakni untuk fasilitas fisiknya saat didestinasi,” katanya.

Ambar mengimbau masyarakat harus peduli terhadap para disabilitas.

“Pertama pemenuhan fasilitas fisiknya, kemudian sosial, masyarakat sadar wisata dengan sapta pesona itu, termasuk peduli disabilitas,” tutur Ambar.

Ia menyayangkan seringkali masyarakat yang non disabilitas menggunakan fasilitas mereka. Hal tersebut dinilai merenggut hak para disabilitas, karena warga non disabilitas telah jelas sarananya.

“Pemerintah untuk di daerah destinasi wisata ingin membantu mereka, itu akan mengedukasi mereka dan masyarakat yang mengelola juga harus kita kasih edukasi. Tentang bagaimana cara memperlakukan para kaum disabilitas, etika terhadap para penyandang disabilitas, dan lainnya,” pungkasnya. (M Nur El Badhi/Bandungkita.id)

Editor: Dian Aisyah

Comment