BandungKita.id, Bandung – Berada di balik hiruk pikuk pusat perbelanjaan Pasar Baru, sebuah toko bercat kuning tampak ramai dikunjungi pembeli. Tak hanya yang berusia senja, sejumlah pemuda juga tak ketinggalan ingin berbelanja di tempat tersebut.
Susana itu lah yang terjadi di Toko Jamu Babah Kuya, komplek Pasar Baru, Jalan Pasar Barat nomor 44, Kota Bandung. Toko yang berusia lebih dari dua abad tersebut selalu ramai diburu pelanggan .
Usianya yang sudah sangat tua menjadikan Babah Kuya sebagai toko jamu paling mashur. Tak hanya di Kota Kembang, namun juga seluruh Indonesia. Hal itu terjadi lantaran sang pemilik toko, tidak membuka cabang baru di kota-kota lain.
“Ini adalah toko yang didirikan Babah Kuya, atau nama aslinya Tan Shio, didirikan sejak tahun 1800 silam. Ini adalah tempat asli sejak toko ini berdiri, tidak berpindah dan tidak buka cabang lain, satu satunya di Indonesia,” kata anak Babah Kuya, Tan Han Yang, saat ditemui BandungKita, Selasa (26/3/2019).
Pria yang akrab disapa Hendra tersebut menuturkan, toko milik ayahnya itu kini tetap bertahan bahkan hingga lima generasi. Dengan dibantu istri tercintanya, kini Hendra mampu meraup omzet yang cukup tunggi setiap bulannya.
“Kalau pekerja nya disini ada 4, semuanya memang hanya 4 orang, buka setap Senin sampai Jumat dari pagi sampai sore aja, omzet nya lumayan lah,” kata Hendra.
Baca juga: Siapa Sangka, Ini 8 Manfaat Luar Biasa Biji Selasih Bagi Kesehatan
Pengalamana keluarga Tan Shio di bidang jamu tentu tak pelu di ragukan lagi. Kini di toko Babah Kuya ada ratusan jamu, baik yang siap saji maupun berupa bahan baku.
“Ini kebanyakan bahannya dari rempah asli Indonesai, tapi beberapa juga ada dari rempah-rempah luar negri,” kata Hendra.
Tak hanya lengkap, toko Babah Kuya juga mematok harga yang ramah di kantong. Untuk satu kemasan kecil jamu siap seduh dipatok dengan harga Rp 10 ribu. Adapun untuk ukuran besar sekitar Rp 200 ribu, tergantung dari jenis jamu yang diinginkan.
Sementata itu salah satu pelanggan, Adin (56) menuturkan telah berlangganan jamu di Babah Kuya sejak era 90 an hingga kini. Hal itu karena bagi Adin jamu di Babah Kuya dirasa cocok.
“Saya ini beli jamu sakit pinggang, disini saya langganan sudah sejak 1990 disini lengkap meski mungkin harganya normal tapi menang semuanya tersedia disini,” pungkas Kakek asal sumedang tersebut. (Tito Rohmatulloh/BandungKita)
Editor: Dian Aisyah
Comment