Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady: Penanganan Situ Rawakalong Bakal Gagal Total

BandungKita.id, DEPOK – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jabar Daddy Rohanady mengungkapkan penanganan Situ Rawakalong bakal gagal total. Pasalnya, situ yang direncakan menjadi destinasi wisata di Jawa Barat itu kondisinya saat ini penuh dengan karamba dan wilayah di sekitar situ juga sudah kumuh.

Seperti diketahui, Situ Rawakalong adalah salah satu situ di daerah Kota Depok yang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Jawa Barat. Tahun ini, Ridwan Kamil juga menargetkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber utama pendapatan asli daerah (PAD).

Menurut Daddy, pada tahun 2019 ada anggaran besar yang dialokasikan dari APBD Provinsi Jabar untuk membenahi situ tersebut. Sayangnya, proses yang ada tidaklah semulus yang diharapkan.

“Penanganannya bisa gatot (gagal total-Red). Bagaimana mungkin sukses kalau di lokasi yang sama sedang dilakukan pekerjaan pengerukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” ujar Daddy dalam siaran resminya kepada BandungKita.id, Minggu (10/5/2019) kemarin.

Baca juga:

KSPB Tuntut Tindak Tegas Pengawas Ketenagakerjaan yang Nakal

 

Dalam maketnya, di Situ Rawakalong akan dibuat jogging track. Bahkan, ada pula plaza. Sayangnya, sejumlah masalah sudah kelihatan. Misalnya, kondisi eksisting situ yang penuh karamba. Wilayah sekitar situ juga sudah kumuh. Sementara itu, pekerjaan sudah diburu waktu.

β€œItu semua menunjukkan perencanaan yang belum matang. Bahkan, hingga saat ini, lelang MK (manajemen konstruksi) di ULP saja terancam gagal,” ungkapnya.

Dikatakan Daddy, dari kondisi yang ada, memang agak mustahil pengembangan Situ Rawakalong yang direncanakan menelan biaya Rp 30 miliar tersebut bisa terwujud tepat waktu.

“Sangat tidak mungkin dua pekerjaan dilakukan bersamaan di lokasi yang sama. Mengapa? Karena BBWS sedang melakukan pengerukan situ tersebut, padahal UPTD harus melakukan pembangunan di atasnya,” ujar wakil Gerindra asal daerah pemilihan Cirebon-Indramayu tersebut.

“Intinya, perencanaan belum matang tetapi dipaksakan. Sebagai catatan saja, ke depan tidak boleh ada lagi pekerjaan dengan tahapan semacam ini. Jangan sampai banyak pekerjaan gatot (gagal total),” pungkasnya.***(Restu Sauqi)

Comment