BMKG Catat Ada Sejumlah Titik Panas di 4 Kabupaten Jawa Barat

BandungKita.id, BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat ada sejumlah titik panas (hotspot) yang tersebar di empat kabupaten di wilayah Jawa Barat.

Keempat kabupaten itu yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Sukabumi. Sebaran titik panas terdeteksi berdasarkan pantauan Sensor MODIS (Satelit TERRA & AQUA) dan Satelit NPP.

Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, titik panas yang terdeteksi merupakan titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi mulai dari 51 persen hingga 100 persen.

“Titik panas yang tersebar di empat kabupaten itu update terbaru hingga pukul 06.00 WIB tadi,” kata Tony kepada BandungKita.id, Selasa 13 Agustus 2019 via telepon seluler.

BACA JUGA:

BNPB Sebut Dua Titik Api di Gunung Batukaru Bali Belum Padam

 

Menurut Tony, di Kabupaten Cianjur, titik panas berada di wilayah Kecamatan Haurwangi dengan jumlah satu titik. Titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan tinggi, 51 persen hingga 60 persen.

Sedangkan untuk Kabupaten Garut, kata dia, titik panas berada di wilayah Kecamatan Cikelet dengan jumlah 1 titik. Titik panas di Kecamatan Cikelet memiliki tingkat kepercayaan tinggi, 61 persen hingga 70 persen.

“Di Sukabumi ada satu titik juga, tepatnya di wilayah Kecamatan Kalibunder. Tingkat kepercayaan tingginya serupa dengan yang di Garut,” kata dia.

Berbeda dengan tiga kabupaten yang sudah disebut, titik panas di Kabupaten Indramayu, tepatnya di Kecamatan Terisi, ujarnya, memiliki tingkat kepercayaan tinggi mencapai 81 persen hingga 100 persen. Titik panas di Kecamatan Terisi itu berjumlah tiga titik.

BACA JUGA:

Sembilan Ruas Jalan Tol Siap Diresmikan Hingga Akhir Tahun 2019

 

Menurut dia, deteksi titik panas menggunakan sensor MODIS pada satelit TERRA dan AQUA memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan.

“Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 km persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari. Namun wilayah yang tertutup awan, maka hotspot tidak dapat terdeteks,” katanya.

Dikatakan Tony, Deteksi hospot terbagi dalam kriteria-kriteria kepercayaan, diantaranya: 51 -60%, 61-70%, 71-60%, 81-100%. Semakin besar tingkat kepercayaanya menunjukkan tingkat kemungkinan adanya kebaran yang cukup tinggi.

“Tapi masih perlu adanya verifikasi kejadian dilapangan,” kata dia.(R Wisnu Saputra/Bandungkita.id)

Editor: Dian Aisyah

Comment