Inilah 4 Alasan Nongkrong di Alun-Alun Bandung Tak Pernah Basi

BandungKita.id, TRAVELING – Setelah selesai direnovasi, Alun-alun Bandung menjadi magnet yang menarik wisatawan dan masyarakat lokal berkumpul. Selain ramai oleh muda-mudi, ruang publik Kota Kembang ini juga menjadi alternatif tempat untuk nongkrong dan wisata keluarga.

Agar lebih yakin untuk menyambangi halaman rumah-nya urang Bandung, cek 4 alasan seru nongkrong di Alun-Alun Bandung, dijamin tidak basi:

 

BACA JUGA :

Hari Jadi Kota Bandung Ke-209, Inilah 5 Fakta Yang Harus Kamu Ketahui

 

 

1. Bisa leyeh-leyeh di rumput

Warga bermain di Alun-Alun Bandung, Jawa Barat. Kawasan seluas 4.000 meter persegi yang menyuguhkan hamparan rumput sintetis tersebut terletak di depan Masjid Raya Bandung dan menjadi destinasi wisata alternatif yang ramai dikunjungi masyarakat pada akhir pekan. (istimewa)

 

Kalau dulu, alun-alun Bandung penuh dengan pedagang kaki lima dan relatif semrawut. Setelah direvitalisasi, ruang publik tersebut dibuat seperti taman-taman di Eropa, luas dan memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi. Uniknya, Walikota Bandung Ridwan Kamil berinisiatif untuk menggunakan rumput sintetis. Alasannya, rumput sintetis rata-rata berusia sampai 10 tahun dan tahan injak. Masyarakat yang datang ke alun-alun Bandung dihimbau untuk melepas alas kaki. Kamu bisa menaruh alas kaki kamu di tepi alun-alun atau menitipkan di loker Masjid Raya jika ingin lebih aman.

 

BACA JUGA :

Kamu Harus Tahu! Ini 14 Alasan Mengapa Traveling Penting Bagi Kamu

 

 

2. Lihat Jalur Anyer-Panarukan dari menara masjid

Pemandangan dari atas menara masjid menghadap Tenggara (arah Jawa Tengah). Jalan raya yang lurus dan panjang tersebut adalah Jalan Raya Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels pada tahun 1810. Selain melihat Jalan Raya Anyer Panarukan, kamu juga bisa lihat Gunung Tangkuban Perahu. (istimewa)

 

Di Masjid Raya Bandung terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Dari atas menara, kamu dapat melihat jalur Anyer-Panarukan yang dibangun oleh Daendels pada tahun 1810. Posisi menara yang tepat berada di tengah-tengah jalur Anyer-Panarukan menyajikan pemandangan lanskap yang luar biasa memukau.

 

3. Wisata sejarah Kantor Pos Bandung

Kantor Pos Besar Bandung, sekitar 50 meter dari alun-alun Bandung. Elemen sejarah serta arsitektur art deco-nya dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik. (istimewa)

 

Waktu pertama berdirinya kota Bandung, kuda merupakan alat transportasi yang sangat penting yang dipakai untuk mengantarkan surat. Biasanya, dalam jarak tertentu pasti ada kuda pengganti untuk menggantikan kuda pertama. Salah satu pos untuk berganti kuda ada di jalan raya pos (Grote Postweg) sekarang Jalan Asia Afrika yang terletak dekat gedung Kantor Pos Besar Bandung, sekitar 50 meter dari alun-alun Bandung. Elemen sejarah serta arsitektur art deco-nya dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik.

 

BACA JUGA :

Selain Usir Stres, Ini 6 Manfaat Liburan untuk Kesehatan Mental Kita

 

 

4. Lihat penjara Soekarno di Banceuy

Pengunjung berfoto bersama patung Ir. Soekarno di Monumen Lapas Banceuy Bandung, Jawa Barat. Sel penjara Banceuy No. 5 Blok F adalah tempat di mana Ir. Soekarno pernah dipenjara masa kolonialisme Belanda dan melahirkan Pledoi Indonesia Menggugat. (istimewa)

 

Penjara Banceuy adalah nama sebuah penjara di kota Bandung yang identik dengan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Aktivitasnya di PNI menyebabkan Soekarno ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929 dan dipenjara di Penjara Banceuy. Sekarang, di penjara tersebut terdapat patung Ir. Soekarno. Pengunjung dapat melihat sel penjara Banceuy No. 5 Blok F tempat di mana Ir. Soekarno pernah dipenjara sampai akhirnya melahirkan Pledoi Indonesia Menggugat. ***(Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id)

Comment