Ini Alasan Beras Premium Kita Mahal dan Alasan Zulhas Minta Masyarakat Beralih Ke Beras Bulog

BandungKita.id, NASIONAL – Beras langka di Indonesia telah menjadi perbincangan hangat. Mari kita bahas beberapa faktor yang memengaruhi kelangkaan beras:

  1. Harga Eceran Tertinggi (HET): Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menyoroti ketentuan HET beras sebagai salah satu penyebab beras langka dan kenaikan harga. HET mengatur harga beras di pasar, dan saat ini, harga gabah kering panen di Jawa Timur berkisar antara Rp 8.400-8.700 per kg, sedangkan harga beras setelah proses penggilingan berada di kisaran Rp 15.750-16.600 per kg. Pemerintah menetapkan HET beras untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) sebesar Rp 10.900 untuk beras medium dan Rp 13.900 untuk beras premium.
  2. Keterbatasan Suplai: Produksi beras pada periode Januari hingga Maret 2024 diproyeksikan mencapai sekitar 5,8 juta ton, turun 37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, pasokan beras juga menurun karena terganggunya pengadaan beras impor di Tanah Air, yang dipicu oleh tingginya harga pupuk dunia.
  3. Lambatnya Masa Panen: Menurut Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, beras langka disebabkan oleh lambatnya masa panen beras di dalam negeri. Akibatnya, pemerintah harus memasok beras impor agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
  4. Penjualan di Pasar Tradisional: Pedagang dan penggilingan padi lebih banyak menjual beras di pasar tradisional karena di sana tidak ada pembatasan pembelian seperti di pasar modern. Kebijakan HET belum sepenuhnya dipatuhi di pasar tradisional

Video Pilihan:

Walau Badai Menghadang, Wisnu Tetap Jurig Runtah || Ngadu Bako

Sementara itu dikutip detik, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas kembali meminta masyarakat agar beralih konsumsi dari beras premium ke beras Bulog. Permintaan ini disampaikannya seiring tingginya harga beras premium lokal akibat mundurnya waktu panen raya tahun ini.


“Nah, pemerintah menyiapkan (beras) alternatif (untuk dikonsumsi masyarakat). Tadi banyak (beras) Bulog, berasnya enak (dan) juga bagus,” kata Zulhas kepada wartawan usai melakukan pengecekan harga beras di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Zulhas menjelaskan dengan adanya peralihan konsumsi masyarakat ke beras SPHP dan beras komersial Bulog ini, ketersediaan stok beras premium lokal yang saat ini mengalami perlambatan produksi bisa menjadi cukup. Kondisi ini juga dinilai secara perlahan dapat menurunkan harga jual beras premium.(Dhomz/BAndungKita.id)

Comment