BandungKita.id, JAKARTA – Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya yang blak-blakan mengenai kerusuhan yang terjadi menjelang pengesahan Revisi Undang-Undang (UU) Pilkada. Dalam rapat bersama Kemenkumham, Arteria menyinggung peran Prabowo Subianto di balik kejadian tersebut.
Kerusuhan Menjelang Pengesahan RUU Pilkada
Arteria menyebut bahwa revisi UU Pilkada menjadi isu yang sangat kontroversial dan memicu gelombang protes dari berbagai kalangan. Ia mengaku terkejut dengan skala kerusuhan yang terjadi dan mencurigai adanya instruksi untuk membiarkan massa menyampaikan aspirasinya tanpa hambatan yang berarti.
“Kejadian kemarin sangat memalukan, sudah kita ingatkan di dalam rapat baleg, Apakah keputusan ini sudah tepat sudah benar sesuai dengan konstitusi?”
Baca Juga:
Prabowo Subianto Terima Pin Emas dari SMSI, Ini Alasannya!
Presiden Terpilih Prabowo Subianto Resmi Dukung Dadang Supriatna-Ali Syakieb
Prabowo Jadi Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei Indo Barometer, Ini Peringkat Dua dan Tiga
Peran Prabowo Subianto
Dalam pernyataannya, Arteria mengungkapkan bahwa ia tidak menyangka Prabowo, yang selama ini dicap otoriter, bisa bertindak humanis dalam menangani situasi tersebut. Menurutnya, Prabowo memberikan instruksi agar aparat keamanan bersikap lebih humanis dan membiarkan massa untuk menyampaikan aspirasinya. Arteria bahkan memberikan apresiasi terhadap sikap Prabowo yang dianggapnya sebagai langkah positif untuk pemerintahannya ke depan.
“Pak ini saya bicara apa adanya ini saya sampaikan juga ke banyak teman-teman, ya ini mohon maaf ini kalau enggak ada Pak Prabowo enggak bisa Kejadian” Ujarnya penuh syukur dalam rapat Komisi III DPR bersama KemenkumHAM, Jumat,23/08/2024 dengan agenda pembahasan evaluasi APBN 2023 dan penjelasan hasil pemeriksaan BPK 2023.
Dampak dan Harapan
Kerusuhan yang terjadi menjelang pengesahan RUU Pilkada ini menunjukkan betapa sensitifnya isu tersebut di mata publik. Arteria berharap bahwa dengan adanya sikap yang lebih humanis dari aparat keamanan, masyarakat dapat lebih percaya dan mendukung proses demokrasi di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya dialog dan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat untuk menghindari kerusuhan serupa di masa depan.
“Saya bilang sama Pak Kapolda, ini kasihan ini kapoldanya, di satu pihak dia harus Humanis di pihak lain dia harus amankan ini objek vital negara” Pungkasnya dalam pandangannya di rapat tersebut. (Dhomz/BandungKita.id)
Comment