Persigar Pernah Jadi Korban Pengaturan Skor, Pegiat Sepak Bola Garut Berharap Aparat Tangkap Para Mafia Bola

BandungKita.id, GARUT – Ketua Persigar Garut, H Dadang Johar Aripin berharap kasus pengaturan skor yang dilakukan oleh mafia bola segera diungkap. Menurutnya sewaktu dirinya menjalani Liga Nusantara (Liga 3) beberapa waktu lalu pihaknya sering kali dicurangi wasit.

“Dulu waktu main di Tasikmalaya 3 pemain kita (Persigar Garut) di kartu merah tanpa alasan yang jelas,”ucapnya usai menyaksikan laga final Futsal SMKN 1 Garut Cup di SMKN 1 Garut, Kamis (10/1/2019).

Tidak hanya sampai disitu, pihaknya merasa pada saat perpanjangan waktu, wasit kembali melakukan tindak kecurangan. Waktu perpanjangan yang hanya 3 menit, malah lebih panjang hingga kurang lebih 12 menit.

“Meski kita dulu dicurangi wasit, tapi alhamduliah pada laga itu kita masih bisa menang,” kenangnya.

Dengan adanya penangkapan oknum wasit oleh Satgas Anti Mafia Bola, dirinya sangat mengapresiasi dengan kinerja yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja pihak kepolisian melalui Satgas Anti Mafia Bola, dan saya berharap pengaturan skor diusut tuntas,” katanya.

Pihaknya percaya bahwa mafia bola dan pengaturan skor tidak hanya ada di Liga 2 dan Liga 3, bahkan di Liga 1 pun menurutnya ada pengaturan skor.

Baca juga: Hampir 200 Tahun “Beristirahat”, Gunung Guntur di Garut Diprediksi Bisa Hasilkan Letusan Dahsyat : Begini Kata Ahli Gunung Api

Sebelumnya salah seorang wasit Liga 3 Indonesia ditangkap Satgas Antimafia Bola di Kabupaten Garut. Wasit atas nama Nurul Safarid dibawa Satgas pada Senin (7/1). Pegiat sepak bola di Garut tak menyangka jika Nurul menjadi tersangka pengaturan pertandingan.

Hakim (22), mantan pemain Persigar Junior, mengatakan Nurul merupakan sosok yang tegas sebagai wasit. Ia pun menjadi sosok yang diidolakan para pemain muda.

“Kepemimpinanya tegas, tanpa kompromi setiap memimpin pertandingan. Pemain di level junior pasti ingin dipimpin sama pak Nurul kalau bertanding,” ujar Hakim saat ditemui di kawasan Rancabango.

Baca juga: Polda Jabar Jemput Pemuda Asal Garut yang Jadi Korban Insiden Penembakan di Papua

Menurutnya, Nurul hanya menjadi korban dari mafia bola. Seharusnya kepolisian mencari dalang utama dari kasus pengaturan pertandingan itu.

“Pak Nurul pada dasarnya itu hanya wasit yang dibayar penyelenggara. Pasti dilema, di satu sisi kalau enggak nurut ke mafia akan mengancam karirnya. Tapi kalau nurut ya jatuhnya kayak sekarang,” katanya.

Penangkapan Nurul dibenarkan oleh Komisi Wasit Kabupaten Garut, Feri Permana. Terkait kronologis penangkapan, Feri mengaku belum mendapat informasi.

“Saya juga kaget dapat kabar Nurul ditangkap. Tahu infonya juga dari media sosial,” ujar Feri saat dihubungi.***(RUL/BandungKita)

Comment