BandungKita.id, BOLA – Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto mengatakan kerja Satgas Antimafia Bola cukup cepat dan profesional. Di tengah kerja Satgas yang dibentuk Polri ini, ia berharap PSSI juga kooperatif. Tidak justru membuat laporan ke FIFA.
Gatot khawatir, pengusutan mafia bola ini yang juga melibatkan sejumlah pihak di PSSI, dianggap sebagai intervensi negara terhadap independensi institusi sepakbola itu.
Seperti diketahui, Satgas Anti Mafia Bola tersebut dibentuk untuk memberantas banyaknya kasus dugaan pengaturan skor di sepakbola Indonesia baik Liga 1, Liga 2, Liga 3 hingga tingkat junior.
“Satu poin saja yang kami titip PSSI, ini Satgas sudah bergerak cepat sekali. Jangan sampai suatu saat dari markasnya FIFA muncul semacam notice bahwa ini adalah bentuk pelanggaran Pasal 13, 14, 17 dari statuta FIFA,” ujar Gatot, di Jakarta, seperti dikutip dari viva, Sabtu (5/1/2019).
Pasal-pasal tersebut sempat muncul saat Pemerintah membekukan PSSI beberapa tahun lalu. Sehingga diadukan ke FIFA dan Pemerintah dianggap intervensi.
Gatot yang saat itu menjadi juru bicara, mengalami momen itu. Bahwa pembekuan PSSI sangat menguras energi dan pikiran. Maka ia juga menjamin, tidak akan ada Pemerintah melakukan hal itu lagi.
BACA JUGA :
“Jadi saya yakin PSSI tidak akan komplain ke sana (FIFA). Jadi jangan sampai ini Pemerintah melalui salah satu perangkatnya yang disebut polisi kemudian mengintervensi, saya yakin tidak. Dan ini mohon untuk tidak dilakukan,” jelas Gatot.
Gatot melihat, kerja Satgas sangat profesional dan cepat. Ia sendiri sempat diperiksa dengan puluhan pertanyaan pada 26 Desember 2018. Keesokan harinya, Satgas menangkap salah satu Exco PSSI di Halim Perdanakusuma.
Maka dia meminta, semua pihak termasuk PSSI untuk sama sama mengikuti kerja Satgas Antimafia Bola Polri ini, termasuk PSSI sendiri.
“Ini kesempatan yang baik bagi siapapun stakeholder sepakbola Indonesia. PSSI akan sangat diuntungkan kalau persoalan ini tuntas,” katanya. (ZEN/BandungKita.id)
Comment