Pengusaha Dodol Garut Sesalkan Statemen Mendag Soal Gula Lokal

Garut, JabarKita, Terbaru1148 Views

BandungKita.id, GARUT – Statemen Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita yang menyebutkan sejumlah pengusaha Dodol Garut lebih memilih gula olahan rafinasi untuk industri impor ketimbang gula lokal, telah menuai sanggahan dari pengusaha lokal Dodol Garut.

Pengusaha Dodol Garut Picnic, H. Ato Hermanto mengatakan, pernyataan Mendag mengenai jeleknya kualitas gula lokal untuk bahan baku dodol Garut dinilai keliru. Pengusaha dodol Garut, khususnya di pabriknya justru memakai gula lokal karena kualitasnya lebih bagus jadi bahan baku dodol ketimbang gula impor.

“Justru menggunakan gula impor untuk bahan baku dodol kualitasnya nggak bagus, pake gula rafinasi impor hanya tahan tiga bulan, pake gula lokal justru lebih lama daya tahannya lima sampai enam bulan, tanpa pengawet,” kata Ato saat ditemui dikantornya, Senin (21/1/2019).

Baca juga: Datang ke Garut Kang Mus Tak Pakai Baju

Ditambahkannya, sejauh ini pihaknya belum pernah menerima pengaduan dari masyarakat konsumen, terkait kualitas dodolnya, seperti yang disebutkan Mendag. “Belum pernah ada komplen dari konsumen adanya dodol yang bulukan,” tuturnya.

Menurut Ato, pemerintah pusat seharusnya bisa memfasilitasi dalam ketersediaan pasokan gula lokal berkualitas bagus sebagai bahan baku Dodol Garut. Selama ini, kata Ato, untuk memenuhi kebutuhan gula lokal yang memiliki kualitas bagus, pihaknya harus memesan ke penyedia gula yang notabene memiliki harga tinggi ditambah beban pajak setiap beli gula, belum lagi jual produk dodolnya.

“Seharusnya pemerintah menyediakan wadah, misalnya koperasi untuk bahan baku dodol, termasuk gula. Katanya agar produk lokal bisa go internasional atau tembus pasar global, saya kira ini perlu dibantu. Ketika dibantu kita bisa menekan harga produk, ya setidaknya bisa sepuluh atau dua puluh persen,” katanya.

Selain menyediakan memfasilitasi penyediaan bahan baku Dodol, ia pun berharap pemerintah bisa mengeluarkan regulasi untuk membackup produk lokal supaya bisa bersaing di pasar global.

Hal senada diungkapkan Manager Pemasaran Dodol Picnic, Arifin, mengatakan, kualitas produk lokal memiliki daya saing, termasuk dodol Garut. Sebagai makanan khas yang menjadi ikon Garut, Dodol telah menembus pasar multinasional dan internasional.

“Jadi tidak benar dodol Garut cepat bulukan menggunakan gula lokal, justru dengan menggunakan gula impor (dari luar negeri, red) kualitas dodol jadi kurang, karena lebih bagus pakai gula lokal,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita di salah satu media online beberapa waktu lalu, mengatakan, produsen Dodol Garut lebih memilih untuk menggunakan gula impor ketimbang gula lokal, lantaran demi menjaga ketahanan produk dodol. Dan statemen Mendag mendapat bantahan dari pengusaha lokal Garut.***(Rul/BandungKita)

Comment