Harga Daging Tak Stabil, Pedagang Kebingungan

BandungKita.id, BANDUNG – Kenaikan harga daging di Pasar Baru Kota Bandung dikeluhkan pedagang. Mereka merasa kebingungan lantaran kenaikan tersebut tak seperti biasanya.

Salah satu pedagang, Tedi (54) menuturkan jika kenaikan tersebut disebut-sebut karena jelang Ramadan, justru Tedi menampik hal itu.

“Lumayan naiknya tinggi, meskipun belum waktunya kenaikan jelang ramadan, sebabnya (naik) enggak jelas. Biasanya ada momen apa, ini mah engga, moment libur panjang atau apa tapi ini nggak ada,” tutur Tedi saat ditemui BandungKita dikiosnya, Rabu (10/4/2019).

Tedi menjelaskan kenaikan harga terjadi bahkan hingga seminggu terkahir. Semula harga daging naik sebesar Rp 700 terus naik Rp 1.500 lalu turun menjadi RP 1.100. Namun Senin (8/4/2019) kemarin turun Rp 400 dan naik lagi malam tadi Rp 700.

Harga yang tak stabil tersebut, memaksa Tedi menjual daging diluar harga normal meski sering kesulitan menjelaskan pada pembeli. Jika biasanya menjual daging ayam Rp 28 ribu per ekor, kini dia menjual hingga Rp 30 ribu per kilo.

BACA JUGA:

H-4 Masa Tenang, Kampanye Capres 01 Masih Libatkan Anak-anak

 

Prabowo Gebrak Meja, Ma’ruf Amin: Pemimpin Itu Jangan Cepat Emosi

 

Angka tersebut, lanjut Tedi masih bisa naik lagi hingga mencapai Rp 40 ribu per ekor. Meroketnya harga daging kali ini sangat sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau dua bulan lalu juga kan sempet naik, karena harga pakan ayam nya juga naik, tapi sekarang kan harga islamiyah, normal lagi kenapa harga daging nya masih aja naik,” sesalnya.

Meski begitu, ia bersyukur tidak berpengaruh pada jumlah penjualan karena Tedi tidak hanya menjual ke perorangan tapi juga memilki langganan seperti restoran, hotel, juga cafe.

Setiap hari Tedi biasa menjual sampai 600 ekor ayam, dengan rata-rata bibir 1,5 hingga 2 kg per ekor atau mencapai satu ton.

“Kita harap ya harga terjangkau ada kestabilan, kalau harga naik turun naik turun kan bingung,” pungkasnya. (Tito Rohmatulloh/BandungKita.id)

Editor: Dian Aisyah

Comment