Ini Pengakuan Ibunda Erwin Bocah Penjual Baso Tahu di Garut

BandungKita.id, GARUT – Imas Masitoh (47), warga Kampung Siderang Legok, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut tidak menyangka kalau kegiatan anaknya yang bernama Erwin Utama (9) menjual baso tahu akan menjadi perbincangan banyak orang. Padahal ia sendiri bersama suaminya, Uyu Sutisna (39), selama ini sudah melarang anaknya berjualan baso tahu.

Di rumahnya, Imas bercerita bahwa selama ini anaknya memang tidak tinggal bersama dirinya dan suaminya. Sehari-hari, Imas menjadi asisten rumah tangga di salah satu rumah di Kopo Permai Bandung, sedangkan suaminya menjadi penjual cireng di Kopo Sayati Bandung.

Meski penghasilannya tidak sebesar harapannya, Imas mengaku tidak pernah membayangkan pemberitaan anaknya berjualan baso tahu menjadi perbincangan banyak orang.

“Meski kami orang tidak mampu, tapi kami tidak mau dikasihani orang lain,” kata Imas.

Selama ini sendiri, Imas mengaku selalu melarang anaknya berjualan baso tahu dan selalu mengirimi anaknya uang setiap bulan. Menurunya, sebagai orang tua sudah sewajarnya memberikan pendidikan yang maksimal bagi anaknya dan memenuhi apa yang dibutuhkan, semampunya.

“Sudah sering saya larang, dan kalau ditanya ke Erwin atau ke uwanya suka bilang tidak jualan. Tapi ternyata tiba-tiba video saat Erwin jualan jadi perbincangan banyak orang seakan mengundang iba. Padahal saya tidak mau seperti itu,” ucapnya.

BACA JUGA:

Pelaku Hipnotis Berkeliaran di Garut, Seorang Penjaga Nitrogen Jadi Korban

 

Akses Jalan ke TPA Pasir Bajing Rusak, Pengangkutan Sampah di Garut Lumpuh

 

Setelah pemberitaan Erwin berjualan ramai, Imas mengaku bersama suaminya pulang ke Garut untuk menemui anaknya. Di rumahnya yang berada di kaki gunung Cikuray, Erwin kepada orang tuanya mengaku sudah dua bulan berjualan baso tahu milik uwanya, Diah yang merupakan kakak ayahnya.

Erwin juga kepada Imas dan Uyu, mengaku tidak pernah dipaksa untuk berjualan oleh siapapun, namun murni karena keinginannya untuk mendapatkan uang jajan tambahan.

“Erwin ini jualan gantian dengan dua teman lainnya yang bernama Fahri dan Jilal. Ada juga anak lain yang usianya sudah lebih besar. Disini memang ada yang suka jualan begitu,” jelas Imas.

Imas juga mengaku, beberapa hari kemarin ia sempat tiga kali menerima bantuan. Dua orang yang memberikan bantuan berasal dari Bandung, sedangkan satunya lagi dari Garut.

“Sekarang Erwin dengan ibu Kepala Sekolahnya sedang di Jakarta. Tadi malam berangkatnya, berikut yang suka dipake jualannya juga dibawa,” katanya.

Ketua RW 04, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Indin Jalaludin menjelaskan bahwa awal mula ramainya video anak di wilayahnya adalah karena keinginan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) al Muttaqin untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Ia menjelaskan bahwa selama ini sang kepala madrasah beberapa kali mengajukan bantuan namun tak kunjung turun juga.

“Saya juga gatau gimana awalnya, tiba-tiba saja kefikiran untuk mengambil gambar Erwin saat jualan untuk diupload di media sosial sampai kemudian ramai seperti sekarang ini. Memang tidak salah karena Erwin termasuk keluarga tidak mampu, tapi tujuannya ya untuk bisa mendapatkan bantuan sekolah,” ucapnya. (M Nur el Badhi)

Cap : Rumah kediama erwin yang masih panggung di Kampung Siderang Legok Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug.

Editor: Dian Aisyah