Guru Berperan Penting Cegah Penyebaran Hoaks

BandungKita.id, BANDUNG – Komunitas Guru Masagi kembali menggelar forum diskusi Class Series 2019. Tema yang diangkat pada diskusi kali ini, yaitu “Melatih Ketangguhan Menghadapi Hoax”, dengan narasumber Koordinator Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Hadi Purnama. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Balai Bahasa Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Jln. Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019).

Menurut Hadi, guru sebagai pembangun peradaban di dunia harus melek media. Salah satunya, melek terhadap dunia literasi digital. Selain mesti tahu atau menyadari keberadaan berita bohong, guru juga harus berusaha tidak dikendalikan oleh teknologi agar terhindar dari perbuatan negatif.

Perkembangan yang terjadi pada generasi milenial tidak dapat diprediksi. “Melek media harus dimulai terlebih dahulu dari guru. Pendidik wajib mengajarkan siswanya untuk mencegah penyebaran berita hoaks (bohong/palsu),” ujar Hadi.

BACA JUGA:

Rekrutmen CPNS Diumumkan Minggu Keempat Oktober

 

8 Rumah Warga di Pameungpeuk Ludes Terbakar

 

Termasuk, tambahnya, menyampaikan dampak hoaks kepada siswa. Seperti, menimbulkan perpecahan, ketakutan, rusaknya sebuah reputasi individual/kelompok/lembaga, dan membuat suatu fakta sulit dipercayai. Oleh karena itu, guru wajib mengetahui beberapa alasan mengapa siswa senang menyebarkan hoaks.

“Di antaranya, ada yang ingin paling update, terprovokasi, cemas, ketergantungan pada gawai atau iseng,” paparnya.

Program Jabar Masagi ini, menurutnya, bisa menjadi wadah untuk memberantas hoaks. Terlebih, program ini bertujuan meningkatkan pendidikan karakter yang berpijak pada pendidikan budi pekerti dan berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai kebutuhan dan konteks budaya masing-masing wilayah di Jabar.

“Strategi Jabar Masagi yang memakai sistem pengembangan kompetensi/pembelajaran, kajian dan penelitian serta tata kelola jejaring Jabar Masagi, paling tepat dalam menyelesaikan masalah darurat pendidikan melalui cara kolaborasi,” pungkasnya. (Dian Aisyah)

Sumber: Humas Disdik Jabar

Comment