Viral…! Kisah Warga Cipageran Asri Cimahi yang Gotong Royong Iuran Masak untuk Keluarga Pasien Covid-19

Jangan Ada Stigma bagi Pasien dan Keluarga Penderita Covid-19

BandungKita.id, CIMAHI – Lini masa media sosial kini dipenuhi berbagai kegiatan masyarakat yang lalu lalang menyerukan dan berbuat kebaikan satu sama lain.

Tak jarang aksi kebaikan ini menular ke yang lain dan menjadi gerakan bersama untuk saling menolong, sepertinya memberikan pesan bahwa kita dapat melewati pandemi ini bersama.

Salah satu contoh, dapat kita lihat di Cimahi Jawa Barat. Di salah satu komplek perumahan yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu, warganya telah mencuri perhatian presenter kondang, Najwa Shihab.

Dalam acara Mata Najwa, salah satu tokoh warga Cipageran Asri Cimahi, Yuli Setio Indartono, menuturkan kondisi warga Puri Cipageran saat menanggulangi salah satu warganya yang terjangkit wabah Covid-19.

Warga Cipageran asri Cimahi sat memeberikan bantuan makana terhadap pasien dan pasien pengidap Covid-19 (foto: istimewa)

Nana, sapaan akrab presenter cantik ini bertanya tentang bagaimana seharusnya tolong-menolong dan tetap menjaga kekompakan warga untuk tetap membantu keluarga yang telah positif mengidap Corona.

“Saya ingin Pak Yuli bercerita, bagaimana menggambarkan ke kami, sehingga bisa dicontohkan oleh orang lain, kekompakan warga di daerah Pak Yuli,” tanya Nana sambil mengerutkan alisnya.

Baca Juga:

10 Mitos tentang Virus Corona yang Tak Perlu Dipercaya Lagi

Mang Oded Bertekad Adil Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19 di Kota Bandung

Pernah Dinyatakan Positif, Wakil Wali Kota Bandung Minta Jangan Ada Stigma bagi Penderita Covid-19

Pak Yuli, yang juga sebagai Ketua Forum Warga Cipageran Asri, dalam wawancara tersebut menuturkan awal mula kepanikan yang terjadi di kompleknya. Dia menceritakan ihwal warga kompleksnya bersama tokoh masyarakat lain dapat menyikapi situasi yang sedang dihadapi warga Komplek Cipageran Asri Cimahi itu.

“Awalnya seperti yang mungkin terjadi pada kompleks yang lain, itu ada kabar, ada yang positif. Itu kepanikannya luar biasa Mbak Nana,” tutur Yuli menjawab pertanyaan Najwa.

Dia pun menceritakan proses pendekatan kepada masyarakat. “Tapi alhamdulillah setelah melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat, menyampaikan beberapa poin-poin yang perlu diketahui,” ungkapnya.

Yuli mengaku bersama warga lain dapat menyampaikan soal protokol kesehatan dan karakteristik penyakit.

“Protokol kesehatan karakteristik penyakit ini, dan bahwa ini adalah musibah yang tidak dikehendaki oleh siapa pun, termasuk oleh pasien yang bersangkutan, sehingga warga perlu untuk membantu,” tambah dia.

Dengan cara tersebut Yuli berhasil menggugah kepedulian warga lain di komplekanya sehingga empati mulai bermunculan. “Kemudian justru dukungan yang mengalir Mbak Nana,” ungkap Yuli seraya meminta Nana untuk memperhatikan beberapa poin penting.

“Pada saat ini Ibu-ibu di sana, itu secara gotong royong menyiapkan makan, sehari tiga kali Mbak Nana untuk keluarga pasien dan pasiennya itu (pengidap Covid-19). Dengan iuran dari ibu-ibu dan warga sendiri, jadi keluarga itu tidak mengeluarkan dana sama sekali disupport (didukung) oleh warga,” tutur Yuli.

Baca Juga:

Kabupaten Bandung Berlakukan PSBB Parsial di 7 Kecamatan, Lihat Daftarnya di Sini!

8 Langkah Mencuci Masker Kain yang Benar Menurut Dokter Cantik Reisa Broto Asmoro

Benarkah Corona Adalah Tentara Allah yang Sengaja Diturunkan untuk Menghukum Manusia? Begini Penjelasan Quraish Shihab

Yuli pun menegaskan soal dukungan yang paling penting saat ini bagi keluarga dan pasien pengidap corona adalah dukungan mental.

“Tetapi yang paling penting, saya lihat adalah dukungan mental Mbak Nana. Ini yang saya pikir sangat luar biasa. Kami berharap dengan hal seperti ini (dukungan), menjadi situasi yang sangat bagus dan akan mempercepat penyembuhan yang bersangkutan,” beber dia dalam wawancara tersebut.

Awal mula Kesepakatan Gotong Royong

Warga lain, Ali, mengaku sebenarnya gerakan pertama adalah hasil diskusi staf RT 04 RW 10 dengan ibu-ibu dalam rangka menenangkan kondisi warga yang resah.

“Kejadiannya di rumah saya, terus terjadi diskusi dengan saya dan warga lain. Lalu diskusi dengan Kepala Puskesmas Cipageran. Alhamdulillah ada pencerahan,” jelas Ali.

Ali bersyukur, pihak Puskesmas dapat memberikan informasi yang baik dan dapat dimengerti oleh warga lain yang saat itu sedang cemas dikarenakan satu wilayah dengan warga terjangkit Covid-19 itu.

“Setelah mendapatkan informasi dari Tim Puskesmas Cipageran, kita tidak tidak lagi cemas. Selain menjaga jarak aman, kita waktu itu langsung bersepakat memperhatikan kebutuhan keluarga dan pasien terjangkit, terutama makanan. Dengan cara itu suspect dan keluarganya tidak perlu ke luar rumah,” tutur Ali sambil menunjukkan rumahnya yang menjadi tempat diskusi awal tersebut terjadi.

Dalam kesempatan tersebut, Ali mengisahkan arahan kewenangan penanganan sehingga tepat ditangani oleh ketua Forum Kompleks tersebut.

“Karena saya sudah bukan pengurus, maka saya dan staf RT minta satu komando dan wewenangnya diarahkan ke Ketua Forum Cipageran Asri Bapak Yuli,” ujarnya.

Dari kisah di atas, semestinya stigma pada penderita dan keluarga tidak boleh lagi terjadi. Dengan kebersamaan, Warga Kompleks Cipageran Asri telah mampu menggugah kita untuk saling gotong royong dan memberikan empati dan dukungan bagi penderita maupun keluarganya. (Dona Hermawan/BandungKita.id)

Editor: dhomz

Comment