DLH Kota Cimahi Kebut Program “Zero Waste” Meski Terhambat Pandemi

BandungKita.id, CIMAHI – Ditengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi tetap berkomitmen mengedukasi masyarkat untuk melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah melalui program zero waste.

Kepala DLH Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengatakan, program zero waste di Kota Cimahi sejauh ini baru menyentuh dan direalisasikan terhadap 35 RW, atau dibawah 10 persen dari total 312 RW se-Kota Cimahi.

“Baru ada 35 RW yang sudah menerapkan program zero waste. Tersebar di seluruh kelurahan di Kota Cimahi,” terang Ronny, Sabtu (8/8/2020).

Dikatakannya, program zero waste tahun ini sendiri terhambat karena kemunculan virus korona atau Covid-19, dimana anggarannya terpangkas untuk penanganan virus tersebut. Namun, pihaknya berupaya agar pemilahan sampah sejak dari sumber itu tetap berjalan.

Salah satunya dengan menggandeng perusahaan swasta untuk memberikan Corporate Social Responsibily (CSR). Seperti yang dilakukan PT Sinar Continental (SC). Perusahaan tekstil tersebut, kata Ronny, memberikan 250 wadah tong sampah kepada warga RW 31, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan.

BACA JUGA :

Usaha Kurangi Sampah, Pemkot Cimahi Siapkan Pelarangan 6 Jenis Plastik

Primata di Curug Cimahi Makan Sampah, Profauna: Pengelola Tidak Paham Animal Welfare

Kelurahan Sukamiskin dan Cihaurgeulis Jadi Contoh Metode Kelola Sampah “Waste Food”

Rencananya, kata dia, pihak perusahaan akan menambah satu wadah lagi agar warga di RW tersebut bisa memiliki dua tempat sampah untuk memilah sampah organik dan anorganik. “Harapannya bahwa sarana tersebut digunakan warga untuk memulai pemilahan sejak dari sumber,” ujar Ronny.

RW 13 Kelurahan Melong sendiri merupakan sasaran program zero waste ke-36. Selanjutnya, kata Ronny, pihaknya akan fokus melakukan penyuluhan, edukasi hingga simulasi di RW tersebut agar warga benar-benar menerapkan pemilahan sampah dalam rangka mengejar program zero waste.

“Dari pintu ke pintu kita akan edukasi bagaimana pemilahan sampah. Jika ini berhasil, kita akan lanjut ke RW selanjutnya,” sebut Ronny.

Sebelumnya, Ronny mengatakan tragedi Leuwigajah 15 tahun lalu menjadi pengingat bagi pemerintah untuk membuat program pengelolaan sampah. Salah satu yang dikembangkan adalah program zero waste.

“Di dunia belum ada yang zero, tapi bagaimana caranya sampah dikurangi,” ujarnya.

Untuk mendukung program zero waste tersebut, pihaknya sendiri menyarankan untuk semua warga agar menyiapkan minimal dua tong sampah di rumahnya masing-masing. Tujuannya, untuk memudahkan pemilahan sampah organik dan anorganik.

Selain itu, lanjut Ronny, pihaknya juga berharap perusahaan swasta lainna yang berjumlah sekitar 200 mendukung program zero waste. “Kita akan coba selanjutnya CSR dari swasta lain. Mudah-mudahan mereka terketuk, sehingga program ini bisa berjalan efektif,” jelasnya.

Ronny meyakini, jika program pemilahan tersebut dijalankan masyarakat, maka akan mengurangi beban pembuangan sampah yang diangkut dari Kota Cimahi ke TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Apalagi, beber dia, jumlah volume sampah di Kota Cimahi mengalami peningkatan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Termasuk ketika memasuki pandemi virus korona. Kenaikan itu baru terlihat dari timbulan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti.

Tahun lalu, rata-rata sampah yang dibuang mencapai sekitar 222 ton per hari. Sementara tahun ini rata-ratanya lebih dari itu. “Ternyata dari data yang kita dapatkan, terutama tagihan kompensasi jasa pelayanan, tonase kita membuang sampah ke TPA itu ada peningkatan,” pungkasnya. (*)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber : Humas Pemkot Cimahi

Comment