Dilantik Jadi Presiden Amerika Serikat: Joe Biden Cabut Kebijakan Anti-Muslim Trump, Apa Dampak Bagi Indonesia?

BandungKita.id, INTERNASIONAL – Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden Negeri Paman Sam ke-46 pada Rabu (20/1) waktu setempat, menggantikan Donald Trump. Dengan pergantian presiden baru tentu kebijakan pun akan berganti.

Buktinya Biden langsung bekerja membatalkan sejumlah kebijakan kunci Donald Trump, hanya beberapa jam setelah resmi dilantik. “Tidak bisa membuang waktu jika menyangkut penanganan krisis yang kita hadapi,” cuit Biden dalam perjalanan menuju Gedung Putih menyusul pelantikannya.

Presiden Biden sedang menandatangani 15 perintah eksekutif yang ditujukan untuk meningkatkan tindakan pemerintah federal terkait krisis virus corona. Tindakan Biden lainnya adalah membatalkan kebijakan Trump soal perubahan iklim, imigrasi, dan hubungan rasial.

Presiden Biden “akan mengambil tindakan—tidak hanya membalikkan kerusakan terbesar yang dilakukan pemerintahan Trump—tapi juga mulai menggerakkan negara kami ke depan,” sebut pernyataan mengenai perintah eksekutif Biden.

BACA JUGA :

Ratusan Pendukung Donald Trump Geruduk Gedung Kongres ‘Capitol’ Amerika Serikat

Resmi! Amerika Serikat Keluar WHO, Donald Trump: WHO Adalah Boneka China

Sementara itu, Ekonom Senior Faisal Basri menilai kemenangan Biden tak akan lebih menguntungkan Indonesia. Dia menyebut Biden memiliki kebijakan fiskal dan moneter yang berlawanan dengan Trump.

Faisal menyebut Trump yang senang mencetak uang untuk pembiayaan anggaran negara menguntungkan RI karena saat dolar AS melemah, rupiah terdongkrak tanpa harus memeras keringat. Ini berbeda dengan kebijakan Demokrat yang lebih berorientasi jangka panjang.

“Partai Republik kerjanya stimulus, cetak uang sehingga dolar AS merosot dan rupiah menguat tanpa usaha,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.

Lebih lanjut, ia menyebut Demokrat terkenal lebih ‘ribet’ dalam persyaratan bisnis bilateral. Menurut dia itu karena dalam menjalin hubungan bilateral, Demokrat kerap memasukkan isu kemanusiaan (human rights) dan energi terbarukan.

Courtsey : TV One

Ini jauh berbeda dengan Trump yang tak memusingkan hal-hal tersebut dan cenderung menekankan keuntungan bisnis semata.

Alasan lain yang membuat kemenangan Biden ‘merugikan’ RI, kata Faisal, adalah kehati-hatian Demokrat dalam menahan defisit fiskal. Dalam pembiayaannya, Biden akan menaikkan pajak orang kaya yang akan berdampak positif bagi perekonomian Negeri Paman Sam.

Sedangkan, selama Trump menjabat 4 tahun terakhir, pemerintahan AS cenderung menggelontorkan dana stimulus raksasa demi memastikan bisnis-bisnis besar dapat bertahan.

“Saya enggak suka jawabannya, kalau Trump (menang) lebih menguntungkan untuk Indonesia,” tutupnya. (*).

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment