BandungKita.id, INTERNASIONAL – China akan membeli vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech, yang dikembangkan bersama perusahaan AS Pfizer Inc. Mengutip Reuters, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd mengaku akan mendatangkan setidaknya 100 juta dosis vaksin Covid-19 itu untuk digunakan di China daratan dengan catatan jika vaksin itu disetujui otoritas setempat.
Untuk pembelian awal 50 juta dosis, Fosun akan melakukan pembayaran di muka kepada BioNTech sebesar 250 juta euro (Rp 4,25 triliun) – setengahnya akan dibayarkan pada 30 Desember, dan isanya setelah vaksin BioNTech mendapat persetujuan regulator Cina, kata perusahaan itu di bursa saham Hong Kong. Untuk 100 juta dosis vaksin, Fosun akan membayar 500 juta Euro (Rp 8,5 triliun).
Sejauh ini, vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech dan mitranya dri AS, Pfizer Inc, sudah mulai diberikan juga kepada publik di Inggris dan Amerika Serikat, setelah mendapatkan lisensi untuk penggunaan segera. Uni Eropa mengatakan akan segera melisensi vaksin BioNTech selambatnya 21 Desember. Persiapan vaksinasi di seluruh Eropa sudah dilakukan sejak beberapa minggu lalu.
BACA JUGA :
Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19 Bagi Seluruh Rakyat dan Siap Disuntik Pertama
Pertama di Indonesia, Ketua IDI Siap Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac
Dirut Bio Farma Ungkap Alasan Pemerintah Pakai Vaksin Corona Sinovac
Uji klinis kandidat vaksin BioNTech sudah dilakukan di Cina
Fosun Pharmaceutical di Shanghai sebelumnya telah melakukan uji klinis di China dengan dua kandidat vaksin Covid-19 dari BioNTech, namun belum mendapat persetujuan dari otoritas kesehatan dan perdagangan obat di negara itu.
China telah memberikan status penggunaan darurat kepada dua kandidat vaksin lokal dari Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd. Sedangkan vaksin dari CanSino Biologics Inc mendapat persetujuan untuk penggunaan militer.
Tetapi China juga bermaksud membeli vaksin-vaksin yang diproduksi di negara lain. Perusahaan Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd. sedang meningkatkan kapasitas produksi untuk untuk menghasilkan setidaknya 100 juta dosis kandidat vaksin dengan mitra dari Inggris AstraZeneca akhir tahun ini.
Hari Selasa (15/12), perusahaan Rhodiola Pharmaceutical Holding Co mengatakan telah setuju untuk menggandakan pasokan vaksin buatan Rusia, Sputnik-V, yang dibuatnya untuk dikirim ke Rusia. Perusahaan itu menargetkan peningkatan produksi vaksin untuk 40 juta warga Rusia sampai tahun depan. (*)
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien
Comment