BandungKita.id, KBB – Bencana longsor sampah yang terjadi di TPA Sarimukti Selasa (1/6/2021) telah menutup akses mobilitas ke wilayah Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
Tak hanya itu, sebuah gudang yang berada di area TPA Sarimukti. longsor tersebut terjadi lantaran intensitas curah hujan tinggi dan penumpukan sampah yang berlangsung hingga bertahun-tahun.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Anugrah mengatakan, masalah longsor sampah di TPA Sarimukti itu sebenarnya kewenangan dari UPTD Provinsi.
“Jadi kami hanya melakukan koordinasi saja supaya ada penanganan di TPA tersebut,” katanya kepada BandungKita.id, Kamis (3/6/2021).
Kendati memicu potensi bencana lain, Anugrah menyebut, bencana longsor di TPA Sarimukti masih terjadi di area TPA dan tidak sampai ke pemukiman penduduk.
“Longsornya masih di area TPA ya, belum sampai ke pemukiman sekitar,” ujarnya.
Selain penanganan pasca longsor, Anugrah juga meminta provinsi untuk mulai melakukan penataan mulai jalan masuk hingga ke lokasi TPA.
Pasalnya, jalur tersebut dinilai membahayakan para petugas pengangkut sampah.
Baca Juga:
Resmi Diundur! Nasib 4.749 CPNS 2021 dan PPPK Guru dan Non-guru di KBB?
Jalan Sepanjang 27 KM di KBB Diperbaiki, Hengki: Semoga Ini Mengantarkan Kita ke Surga
DPRD Jabar Dorong Pemprov Tunjuk Kadinkes Definitif Guna Maksimalkan Penanganan Covid-19
“Itu bisa menyebabkan kecelakaan seperti terguling, dan itu sudah banyak terjadi,” ujarnya.
Lebih jauh Anugrah menerangkan, permasalahan ini bukan hanya di Bandung Barat saja melainkan kota/kabupaten pun ikut terdampak.
“Kita berharap, provinsi benar-benar turun untuk menangani masalah ini, terutama untuk pembuangan sampah dari kabupaten/kotanya,” terangnya.
Anugrah menuturkan, TPA Sarimukti rencananya akan ditutup tahun 2023 mendatang.
“Sebagian akan ditempatkan di Legok Nangka, Kabupaten Bandung dan satu lagi di sekitar Cipatat juga karena masyarakatnya sudah bisa menerima,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala UPT Sampah KBB Nurjaman mengatakan, longsor tersebut mengakibatkan pengangkutan sampah dari masing-masing kabupaten/kota menjadi terkendala.
“Iya, yang biasanya dua rit, mungkin akan jadi satu rit,” katanya.
Nurjaman menuturkan, pihaknya masih melakukan evakuasi jalur agar mobilitas pengangkutan sampah bisa tetap berjalan.
Guna mengantisipasi meningkatnya volume sampah di setiap daerah, pihak tetap melakukan pengangkutan sampah sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat.
Dikatakan Nurjaman, volume sampah yang masuk ke TPA Sarimukti sebanyak 150 ton per hari, khusus untuk wilayah Bandung Barat.
“Sehari bisa 50 rit, itu pun tergantung pada kondisi kendaraan. Kita kan hanya memiliki 30 kendaraan operasional yang mengangkut sampah ke sana,” katanya.
Nurjaman menjelaskan, pasca bencana longsor ini, pihaknya hanya bisa mengangkut satu rit perhari.
Namun, lanjut dia, minimal pelayanan bisa tetap diupayakan.
“Kemungkinan akan terjadi penumpukan sampah di TPS sementara yang ada di masing-masing daerah, seperti misal di Cimahi,” jelasnya.
Menurutnya, sampah yang menumpuk di TPS sementara tidak akan langsung diangkut lantaran tidak langsung masuk ke bak kontener untuk dibuang ke TPA Sarimukti.
“Iya solusinya kita paksakan ekstra rit, kebetulan saya kemarin ke TPS Gedung Lima dan menemukan sampah disitu juga yang tidak teratasi,” tuturnya.
Ia menyebut, longsor tersebut diakibatkan dinding penahan roboh, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Yang terkena hanya gudang milik PT SR,” tandasnya. (Agus SN/BandungKita.id) ***
Editor: Agus SN
Comment