Tak Bisa Bayar Biaya Pengobatan, Pemuda Asal Cipongkor KBB Sempat Tertahan di Rumah Sakit

BandungKita.id, KBB – Jajang (14) anak pasangan Oban dan Sumi warga Kampung Bojong Sempur, Desa Baranangwiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat sempat tertahan di Rumah Sakit Cibabat Cimahi. Jajang tidak bisa keluar dari rumah sakit karena orang tuanya tidak mampu untuk melunasi biaya pengobatan dan perawatan.

Orang tua Jajang terbilang kurang mampu, sehingga tidak bisa melunasi biaya pengobatan dan perawatan anaknya sebesar Rp34 juta. Sebelumnya, Jajang harus menjalani operasi pada Senin (1/11/2021) karena menderita usus buntu.

Kerabat Jajang, Santi Permatasari (19) mengatakan, awalnya Jajang mengeluh sakit perut sejak akhir Oktober 2021 karena doyan mengkonsumsi makanan pedas serta jarang makan nasi. Namun, semakin hari sakitnya semakin menjadi-jadi hingga Jajang pun tidak bisa menahannya.

Oleh karena itu, orang tua Jajang kemudian membawa anaknya untuk berobat ke sebuah klinik di Cikuda hingga didiagnosa mengalami penyakit lambung. Di klinik tersebut, Jajang sempat mendapatkan perawatan medis hingga diberikan infus.

Namun karena kondisinya tak kunjung membaik, Jajang pun kemudian dilarikan ke sebuah klinik di Rancapanggung untuk dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Hasilnya, Jajang divonis menderita usus buntu yang cukup parah sehingga harus dilakukan operasi.

“Katanya usus buntu sudah parah karena ada biji cabe yang menyumbat,” ujarnya saat dihubungi BandungKita, Minggu (14/11/2021).

Orang tua Jajang lalu membawa anaknya ke Rumah Sakit Cibabat Cimahi untuk dilakukan operasi usus buntu. Pasangan Oban dan Sumi yang tergolong keluarga kurang mampu ini berusaha mencari bantuan biaya untuk operasi anaknya kepada aparat pemerintah setempat.

Baca Juga

Hengky Kurniawan Lempar Kursi Panas Wakil Bupati KBB ke Partai Koalisi

Siaga Bencana Alam, Polresta Bandung Kerahkan Ribuan Personel Gabungan

Hingga akhirnya, dibuatkan surat keterangan masyarakat miskin (Maskin) dan mendapatkan biaya sejumlah Rp12 juta. Namun, jumlah bantuan ini tidak mencukupi jumlah biaya operasi yang mencapai Rp34 juta.

“Untuk menutupi biaya keluarga Jajang mau ngajuin BPJS tapi belum keluar untuk nutupin kekurangan biaya. Sedangkan uang sudah masuk ke rumah sakit sekitar Rp14 juta,” katanya.

Santi menjelaskan, Jajang tidak bisa dibawa pulang ke rumahnya pasca menjalani operasi dan tertahan di rumah sakit. Mengetahui hal ini, keluarga besar Jajang mencari pinjaman uang sampai terkumpul sekitar Rp14 juta.

“Kakaknya nyari pinjaman uang ke tetangga dan warga sekitar untuk nebus Jajang. Setelah kekumpul Jajang ditebus, kakanya juga minta keringanan ke pihak rumah sakit sampai nyimpen KTP. Akhirnya bisa pulang pada Jumat (12/11/2021) kemarin,” ucapnya.

Meski sudah pulang ke rumah, keluarga Jajang masih memiliki tunggakan hutang ke rumah sekitar sekitar Rp3 juta yang harus segera dilunasi. Ia dan sejumlah kerabat lainnya mencoba membantu Jajang dengan membuka donasi yang disebarkan melalui akun media sosial di wilayah KBB.

“Untuk jumlah sumbangan yang terkumpul dari open donasi yang masuk ke saya hingga sekarang sekitar Rp350 ribu.” ungkapnya.

Ia pun berharap semoga Pemerintah KBB bisa membantu keluarga Jajang untuk melunasi tunggakan biaya pengobatan dan perawatan pasca operasi. Mengingat, ayah Jajang hanya bekerja serabutan dan ibunya hanya mengandalkan penghasilan dari hasil kebunnya sendiri.

“Semoga bisa membantu menutupi hutang keluarga Jajang, Tapi balik lagi bantuan yang diberikan oleh pemerintah,” pungkasnya. (Faqih Rohman Syafei)