Viral! Penanganan Pasien di RSUD Cililin Diduga Asal-asalan, Ibu Hamil Ini Melahirkan Bayi Tak Bernyawa

KBB, Terbaru3309 Views

BandungKita.id, CIHAMPELAS – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin kembali dikeluhkan. Penanganan yang tidak responsif dan tidak adanya dokter siaga 24 jam, diduga menjadi penyebab seorang ibu kehilangan anaknnya, Kamis (10/1/2019) lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, Liah Rahmawati melalui akun instagramnya. Keluhan Liah diungkapkan langsung kepada Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dalam kolom komentar foto Bupati bersama eks pemain Persib Atep dan Tantan.

Liah meminta Pemkab Bandung Barat segera membenahi pelayanan RSUD Cililin. Ia menilai pelayanan yang tidak optimal dan terkesal asal-asalan adalah salah satu sebab bayi dari adiknya gagal diselamatkan.

“Assalamualaikum bapak bupati. Saya warga Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Mau menyampaikan keluhan pelayanan RSUD CILILIN yang menurut saya harus segera dibenahi. Kamis malam tanggal 10 Januari 2019, Adik saya bayinya meninggal dalam kandungan,” tulis Liah

Baca juga: Revitalisasi Pasar Tagog: Pemda Bandung Barat Harus Jamin Kepentingan Pedagang Tak Dirampas Investor

Kronologis kejadian bermula ketika Adik Liah, yang tengah hamil tua di periksa di sebuah klinik di Kawasan Citapen dan mendapatkan kesimpulan bahwa anak yang dikandungnya tengah meninggal. untuk menyelamatkan Sang Ibu, klinik merujuk pasien ke RSUD Cililin.

Namun apa yang didapati setelah datang ke RSUD Cililin, Adik Liah malah dibiarkan begitu saja di IGD tanpa penanganan dokter atau pemeriksaan awal dengan Ultrasonography (USG).

“Dari jam 22.00 WIB adik dibiarkan gitu aja tidak ada konfirmasi jam berapa di USG-nya. Hanya di ambil darah dari daun telinga. Nunggu sampai jam 23:30 WIB kami putuskan bertanya ke bidan jaga terkait tindakan selanjutnya apakah akan dilakukan tindakan atau tidak, kapan dokternya memeriksa. Ini kan gawat ibunya harus selamat, tidak ada mules, sementara air ketubannya sedikit. Jika tidak ada tindakan apapun kami akan putuskan pindah RS, sebelum adik kenapa2 karena telatnya tindakan,”

 

 

Selidik punya selidik, Liah mengatakan waktu datang dokter ke RSUD Cililin ternyata tak pasti. Padahal Adiknya tengah kritis dan memerlukan penangan yang secepatnya.

“Dokternya besok bu tidak bisa tentukan waktunya, kadang pagi kadang jam 09.00 WIB. Pindah RS mana pun, kerena ini malam, sama saja, ibu akan dibiarkan nggak akan ada tindakan,” tulis Liah mengumpamakan jawaban dari petugas RSUD Cililin.

Setelah menunggu akhirnya dokter datang. Namun, Liah juga menceritakan bahwa adiknya mengalami perlakukan tidak mengenakan. Bukan saja cara melayani yang kurang ramah dari dokter, petugas RSUD Cililin juga sempat membentak dan membanting alat USG di depannya.

“Kakak saya yang dampingi bilang ‘Bi gak perlu di USG jika mau pindah,’ karena kami pikir sudah USG, kenapa harus USG lagi? dokternya bilang ‘kanapa gak mau di USG?! Ya sudah kalau gak mau’ (dengan nada sinis). Sementara pendampingnya yang memegang alat bilang “Ieuteh erek dipariksa moal,” sambil melempar alat USG,”

Keesokan harinya tetap sama, dokter yang menangani tak jelas kapan datang. “Sudah sewajarnya Kami bertanya. Kami tetap sabar nunggu dokter datang sampai jam 9.00 WIB dokter belum datang, jam 10.00 WIB adik mulai keluaran darah. Ibu saya lapor bidan, jawabannya masih sama: Ibu jangan terus terus lapor, nanti jam 11 saya periksa, kalau bayi sudah meninggal paling juga lahirnya nanti 3-4 hari lagi!,”

Baca juga: Pemkab Bandung Barat: Hambur di Bidang Infrastruktur, Acuh pada Aspek Mitigasi Bencana

Liah mengatakan akhirnya bidan memberikan penanganan dengan memberikan 4 buah tablet yang dimasukkan ke alat kelamin adiknya, pada pukul 11.00 WIB. Setelah penanganan itu, Adik Liah menjerit karena sakit perut.

Namun sayang, pada pukul 12.30 WIB bayi tak terselamatkan. Sang Ibu melahirkan tanpa bantuan dokter atau bidan. Proses melahirkan juga tidak dilakukan di ruang bersalin namun di ruang observasi.

“Karena sudah banyak darah dan smakin sering mules, ibu saya lapor lagi malah dimarahin: Bu jangan terus bolak balik, kan barusan sudah saya periksa, tunggu saja baru saja diperiksa. Semakin emosi kami mendengar ucapan itu ibu kembali keruang observasi sebisa2 kami dampingi adik, walau diharuskan jaga satu orang karena adik sudah ga kuat mau melahirkan kaka sy menemani, sekitar jam 12:30 WIB siang, bayi mulai keluar tanpa didampingi bidan dan tanpa ada dokter yg dijanjikan akan datang memeriksa, kakak saya segera lapor lalu empat bidan jaga terkaget berdiri, kemudian masuk ruangan akhirnya adik melahirkan di Ruangan OBASERVASI bukan diruang persalinan.”

Menggapi komentar tersebut akun instagram Aa Umbara malah menjawab bahwa dirinya telah melakukan peninjauan terhadap beberapa rumah sakit bukan hanya RSUD Cililin. Ia mengatakan bukan saja soal pelayanan tapi juga kebersihan dan kelayakan bangunan.

“Masukan dan kritikan dari masyarakat sebelumnya sudah kami tampung dan akan jadi bahan untuk bebenah kami kedepannya. Mohon doanya,” kata Umbara.***(RES/BandungKita)

Comment