Ketika Mahasiswa Asing Memainkan Alat Musik Celentung

BandungKita.id, GARUT – Sejumlah mahasiswa asing bersama mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memainkan alat musik celentung saat tampil dalam malam kebudayaan Social Enterprise for Economic Development (SEED) di halaman Kantor Kecamatan Selaawi.

Meski baru berlatih beberapa kali, para mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian itu sangat antusias. Bahkan para mahasiswa asing sangat kagum dengan suara khas celentung.

Celentung merupakan alat musik tradisional dari bambu khas Selaawi. Alat musik itu merupakan inovasi warga Selaawi.

Salah satu yang mengagumi celentung yakni Kanapar Rianrom, mahasiswa asal Thoksin University, Thailand. Kanapar yang akrab disapa Nuni mengaku sangat menyukai celentung saat pertama mendengar suaranya.

“Saya suka celentung karena alat musik tradisional. Di Thailand tak ada celentung,” ujar Nuni usai tampil dalam acara malam kebudayaan, Rabu malam (3/7/2019).

Ia menyebut baru tiga hari berlatih celentung. Ia merasa beruntung karena bisa belajar bermain celentung. Apalagi celentung harus dimainkan bersama, sehingga harus ada kekompakan untuk melantunkan setiap nada.

“Sangat bahagia memainkannya. Saya begitu tertarik dan jadi kesan yang indah,” ucapnya.

Baca juga:

Kembangkan Potensi Bambu, Unpar Turunkan Mahasiswa ke Selaawi Garut

 

Selama sembilan hari melakukan bakti mahasiswa, Nuni bersama para mahasiswa lain mencoba mencari solusi atas masalah di Selaawi. Terutama untuk pengembangan ekonomi.

“Di sini saya mencari potensi yang bisa dikembangkan. Lalu memberikan solusinya,” katanya.

Di samping misi pengembangan ekonomi, Nuni mengaku senang dengan makanan yang ada di Selaawi. Terutama sambal yang menurutnya sangat enak.

“Sambal (buatan) ibu dan teteh enak sekali. Saya juga suka kerupuk, seblak, lotek, tahu, dan lainnya. Saya juga memasak masakan thailand untuk ibu dan teteh,” ujarnya.***(M Nur el Badhi)