BandungKita.id, GARUT – Daerah Garut bagian selatan memiliki potensi tsunami yang besar karena berada di sepanjang bibir pantai selatan Jawa. Siswa sekolah di selatan Garut pun meminta adanya simulasi penanganan bencana.
Para siswa di Kecamatan Cibalong mengaku sudah beberapa kali mendapat sosialisasi soal bencana. Namun, belum pernah ada simulasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
“Padahal simulasi itu penting karena rumah sama sekolah saya sangat dekat pantai,” kata Arosi Hidayah (14), siswa keals IX SMPN 1 Cibalong disela sosialisasi relawan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami, Selasa (6/8/2019).
Adanya simulasi yang diikuti semua siswa, lanjutnya, bisa mengetahui pengananan saat terjadi bencana. Terutama untuk mengurangi kepanikan jika bencana tsunami atau gempa bumi terjadi.
Baca juga:
Forum Guru Harap Tak Ada Penutupan Rekrutmen Honorer
Arosi menyebut, para siswa telah diberi tahu jalur evakuasi. Namun jika bencana terjadi saat jam sekolah, hanya ada satu jalan keluar. Tentunya para siswa dan guru akan berebut keluar sekolah.
“Di belakang sekolah ada jalan, cuma kecil. Jadi perlu ada perbaikan fasilitas juga. Ditambah juga jalur evakuasi dari sekolah ke lokasi evakuasinya,” katanya.
Akmal Adiansyah (15), siswa kelas IX SMPN 1 Cibalong juga berharap adanya penambahan fasilitas untuk jalur evakuasi. Apalagi ia telah mendengar adanya potensi tsunami yang besar di pantai selatan Jawa.
“Sudah dengar ada potensi tsunami 20 meter katanya. Takut sih, tapi kalau tahu penanganannya tidak akan terlalu panik,” ucap Akmal.
Ia menyebut, jarak rumahnya dengan pantai hanya 500 meter. Saat gempa terakhir kemarin, ia pun sempat panik karena ada potensi tsunami.
“Cuma kan sekarang sudah tahu kalau ada potensi tsunami, ada waktu 20 menit ke tempat tinggi. Suka bingung saja buat jalur evakuasinya kemana kalau ada bencana,” ujarnya. (M Nur el Badhi)
Comment