FAGI Desak Pemkot Bandung Hentikan PTM Terbatas di Sekolah yang Terdapat Kasus COVID-19

BandungKita.id, Bandung – Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung mendesak Pemerintah Kota Bandung untuk mengentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah yang terdapat kasus COVID-19.

“Kami mendesak PTM terbatas ini dihentikan sementara waktu selama 14 hari di sekolah yang terbukti ada yang terpapar COVID-19,” ujar Ketua FAGI Kota Bandung, Iwan Hermawan saat dihubungi BandungKita, Rabu (20/10/2021).

Iwan juga menyesalkan pernyataan Dinas Kesehatan Kota Bandung yang seolah menyepelekan temuan kasus murid dan guru terpapar COVID-19. Tak hanya itu, Dinkes mendukung PTM terbatas bisa terus dilanjutkan karena jumlah orang yang terpapar di bawah lima persen.

“Saya tidak sepakat yang disampaikan Dinkes. Harus nunggu hingga lima persen (jumlah) yang terpaparnya,” katanya.

Ia menegaskan satu orang yang terpapar COVID-19 saja, sangat berisiko tinggi menularkannya kepada yang lain. Sehingga diperlukan antisipasi dini, dan tidak perlu harus menunggu jumlah yang terpapar semakin banyak.

“Apalagi (orang yang terpapar) sempat berinteraksi dengan orang lain di sekolah. Apalagi guru yang terpapar pasti pengaruhnya sangat besar sekali,” tegasnya.

Baca Juga

Dinkes Kota Bandung Catat 14 Guru dan Siswa Positif Covid-19 Selama PTM Terbatas

Waduh! Pohon Tumbang Melintang di Jalan Tamansari Bandung

“Jika murid yang terpapar bisa saja kuat. Tapi kan ingat di rumah ada orang tua, nenek atau kakek yang rawan terpapar dan bisa bergejala,” tambah Iwan.

Menurutnya, dihentikannya PTM terbatas di sekolah yang terdapat kasus COVID-19 dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak akan menghambat proses pembelajaran kepada murid. Pasalnya, keselamatan dan kesehatan murid adalah hal yang harus diprioritaskan.

“Bahwa hak hidup dan sehat anak adalah yang utama. Hak pendidikan nomor dua, sehingga boleh diabaikan dulu dan ganti dengan PJJ,” ucapnya.

Iwan meminta Dinkes untuk segera melakukan pelacakan khususnya di kelas yang ditemukannya kasus COVID-19. Bila perlu, dilakukan tes PCR untuk guru dan murid.

“Kelas itu harus di PCR semuanya. Jangan-jangan ada yang menularkan,” pungkasnya. (Faqih Rohman Syafei) ***

Comment