Puluhan Kuintal Ikan Jaring Apung di Cililin Mati, Pembudidaya Ikan Diminta Waspada : Ini Penyebabnya

Cimahi, KBB, Terbaru1092 Views

BandungKita.id, CIMAHI – Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandung, mewanti-wanti agar para pembudidaya ikan di wilayah Bandung Raya, khususnya Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) agar mempersiapkan pergantian musim.

Menurut Kepala BKIPM Bandung, Deddy Arief Hendriyanto, perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya, bisa memicu matinya ikan di keramba atau di jaring apung.

Hal tersebut merujuk pada kasus kematian puluhan kuintal ikan berbagai jenis di jaring apung dan keramba di daerah Leuwi Nutug, Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) beberapa hari lalu.

“Dari kabar dan informasi yang beredar, ada ratusan kilogram ikan mati. Kemungkinan ini matinya karena perubahan cuaca, yang menyebabkan ikan keracunan akibat kekurangan oksigen,” ujar Deddy saat dihubungi, Kamis (1/11).

Akibat perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan menyebabkan suhu air menjadi lebih dingin. Selain itu, kondisi air di sungai tempat ikan dibudidayakan jadi kelebihan kadar amonia dan kekurangan kadar oksigen yang membuat ikan keracunan.

“Ikan tersebut mengalami kematian karena disinyalir adanya non infectious disease, jadi bukan karena penyakit, bakteri, maupun virus. Kalau diperiksa di bagian insang, nanti bisa ditemukan cacing insang,” tuturnya.

Peningkatan kadar amonia dalam air juga bisa disebabkan karena pengendapan pakan ikan, yang menurutnya menggunakan pelet atau pakan ikan buatan sendiri.

“Karena pengendapan pakan itu, ketika hujan turun pakan akan mengapung ke atas, sedangkan pakan sudah mengendap sejak lama dan mengeluarkan gas, dan hal itulah yang menyebabkan ikan keracunan,” bebernya.

Dia menjelaskan, jika perairan dangkal, biasanya akan mengakibatkan gangguan pernafasan pada ikan. Sebab, perairan yang dangkal, maka suhu pun akan mengalami kenaikan atau penurunan secara drastis dan mendadak.

“Ikan susah bernafas karena kekurangan oksigen seperti yang sudah dijelaskan tadi, akhirnya si ikan mengalami anoreksia atau menurunnya nafsu makan. Kami akan lakukan deteksi di kualitas airnya,” jelasnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang menjadi pembudidaya ikan di jaring terapung maupun di medium lain, agar senantiasa membersihkan sisa pakan ikan yang mengendap.

Sementara jika masih terdapat ikan yang mati di kolam, untuk segera diangkat agar tidak menularkan penyakitnya terhadap ikan yang masih hidup.

“Penanganannya sebisa mungkin melakukan pembersihan sisa pakan ikan yang mengendap. Bisa dengan mengangkat jaringnya atau dengan upaya lainnya,” pungkasnya. (SDK/BandungKita.id)

Comment