Acara Kawin Cai Diduga Jadi Agenda Kampanye Politik, Begini Tanggapan Sesepuh Kabuyutan Cipageran

BandungKita.id, CIMAHI – Puluhan orang memakai pakaian bergambar Jokowi-Ma’ruf Amin tampak memadati acara tahunan Kawin Cai yang digelar Kabuyutan Cipageran di Kabuci, Jalan Kolonel Masturi, Cimahi Utara, Kota Cimahi, Minggu, (25/2/2019). Ruas jalan menuju lokasi pun dipenuhi spanduk dan bendera yang mengarah pada pasangan calon presiden nomor satu.

Sebelumnya, panitia telah mengundang Capres Joko widodo. Namun capres nomor urut 1 itu berhalangan hadir. Meski Jokowi berhalangan hadir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sempat mendeklarasikan diri untuk merapat ke paslon nomor satu menyempatkan memberi sambutan pada acara tersebut.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menghadiri acara tradisi Kawin Cai di Kabuyutan Cipageran, Cimahi, Minggu,(25/2/2019). Selain dihadiri Ridwan Kamil, acara tersebut juga diikuti oleh 135 kabuyutan se-Nusantara yang masing masing membawa air dari daerahnya untuk disatutempatkan. (Bagus Fallensky/BandungKita.id)

 

Sesepuh Kabuyutan Cipageran, Abah Yusuf membantah acara yang digelarnya merupakan agenda kampanye politik.

“Tahun politik iya. Tapi kabuyutan tidak politik-politikan,” tegas Abah Yusuf kepada awak media di sela acara.

Dia menegaskan, tradisi Kawin Cai adalah tradisi yang digelar setiap tahun. Dia meminta, agar kegiatan tersebut tidak disamakan dengan agenda kampanye politik yang digelar setiap 5 tahun.

“Tahun politik cuma 5 tahun sekali, kalo kabuyutan kawin cai tiap tahun,” ungkapnya.

BACA JUGA :

Tradisi Kawin Cai Sa Nusantara Membawa Pesan Persatuan

Menurut Abah Yusuf, adanya acara tersebut memberikan pesan bahwa keragaman budaya merupakan modal persatuan bangsa.

“Makna kawin cai nusantara justru mendorong untuk lahirnya pemimpin yang bisa mensejahterakan rakyat, ngawiwahakeun (menyatukan) bangsa dan mendigjayakan negara ini,” papar Abah Yusuf.

Menurut Abah, pemimpin yang ideal adalah yang mencintai Ibu pertiwi. Artinya, mencintai air dan tanahnya.

“Siapa yang mencintai ibu pertiwi pantas jadi pemimpin negara ini. Barang siapa yang mencintai ibu pertiwi pantas menjadi mustikanya negara, tokoh negara,” papar Abah.***(Bagus Fallensky)

Comment