Duhh! 2,7 Juta Balita di Jawa Barat Terpapar Stunting, Atalia: Target 2023 Zero Stunting

BandungKita.id, NGAMPRAH – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil menyebutkan jumlah kasus stunting di Jawa Barat mencapai 29,9% atau 2,7 juta balita.

“Kasus stunting di Jawa Barat ini cukup memprihatinkan yaitu 29,2% dan khusus di KBB itu 36,9%  untuk wilayah Kecamatan Padalarang ini cukup tinggi ada 38 kasus,” ungkap Atalia saat ditemui usai gelaran Hari Cuci Tangan Sedunia di Desa Ciburuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (16/10/2019).

Atalia mengatakan, dari 38 kasus yang ada di Kecamatan Padalarang, 19 di antaranya merupakan warga pra sejahtera.

 

BACA JUGA :

Simak 6 Cara Dinkes KBB Cegah Stunting Pada Anak-anak, Ini Hasilnya

 

 

“Artinya bahwa kasus stunting itu tidak saja tidak berkaitan secara langsung dengan kondisi ekonomi, tapi juga terkait dengan pemahaman pola asuh, pola makan, dan sanitasi,” tambahnya.

Menurut Atalia, kebanyakan masyarakat masih beranggapan bahwa mencegah stunting dilakukan hanya dari pola makan, memberi protein terbaik, memberi gizi, dan ASI. Padahal, lanjut Atalia, sanitasi juga tidak kalah penting dalam pencegahan stunting.

“Tapi kita lupa bahwa sanitasi juga menjadi bagian terpenting, bagaimana untuk mencegah stunting. Nah kita sekarang bekerja sama dengan Unilever mengkampanyekan betapa pentingnya cuci tangan pakai sabun,” ucapnya.

Atalia berharap, kasus stunting tahun demi tahun perlahan berkurang. Dirinya ingin pada tahun 2023 tidak ada lagi kasus stunting baru di Jawa Barat.

“Kami telah menggulirkan berbagai program dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, tujuannya adalah untuk mengupayakan target sasaran 2023 stunting zero atau zero new stunting,” tuturnya.

 

BACA JUGA :

Kasus Stunting di Garut Naik Lagi, Ini Kata Wabup Garut Helmi Budiman

 

 

Atalia mengatakan, melalui kegiatan Siaran Kelililing (Sarling) dia akan berkeliling ke posyandu-posyandu di 27 Kabupaten/Kota salah satunya untuk mengkampanyekan pencegahan stunting. Sampai saat ini kegiatan Sarling sudah mengunjungi 10 Kabupaten/Kota. Dia menuturkan, masih ada 17 Kabupaten/Kota yang belum dikunjungi.

Dari setiap kunjungan, Atalia mengaku mendapat kasus yang berbeda-beda. Menurutnya setiap daerah memiliki ciri khas kasus masing-masing.

“Contoh di Majalengka, permasalahannya perempuan-perempuan yang menjadi objek trafficking atau human trafficking, atau mereka yang bekerja di luar negeri menjadi tenaga kerja perempuan. Dan juga di Cianjur dengan kasus perdagangan perempuan atau pernikahan usia dini, itu menjadi satu hal yang menurut saya treatmentnya mesti berbeda,” kata Atalia.

Kaitannya dengan kasus stunting, Atalia akan menggalakan dan memperluas kampanye pencegahan stunting ke setiap Posyandu.

“Itulah kenapa Kami ingin betul-betul melakukan revitalisasi posyandu yang sesungguhnya sehingga untuk kasus ini tidak boleh ada lagi,” paparnya.

 

BACA JUGA :

Tekan Stunting, Ribuan Anak Usia Dini Senam Penguin di Bawah Terik Matahari

 

 

Sementara itu, Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia, Maulani Affandi mengatakan edukasi cuci tangan pakai sabun oleh Lifebuoy sudah menjangkau 1 Milyar orang di dunia.

Di Indonesia, Lifebuoy menargetkan untuk menjangkau lebih dari 100 juta tangan sehat di tahun 2020. Hingga 2019, edukasi cuci tangan pakai sabun oleh Lifebuoy sudah menjangkau 99 juta tangan sehat.

Demi mencegah stunting, Maulani menjelaskan sanitasi atau cuci tangan pakai sabun tidak kalah penting dengan menjaga pola makan dan pola asuh.

Maka Lifebuoy mengajak keluarga Indonesia untuk menerapkan kebiasaan baik cuci tangan pakai sabun ini di 5 saat penting (sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain) tentunya dengan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang tepat.***(Restu Sauqi/BandungKita.id)

 

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment