BandungKita.id, NASIONAL – Pandemi Covid-19 yang tidak menentu memberikan dampak besar yang buruk bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (FIK UI) Budi Anna Keliat.
Menurut dia, dalam kondisi pandemi ini, pemberitaan tentang Covid-19 dapat menimbulkan berbagai perasaan psikologis masyarakat. Antara lain perasaan takut, cemas, khawatir, dan bahkan merasa terancam.
“Semuanya menimbulkan emosi dan pikiran negatif yang dapat meningkatkan produksi hormon kortisol sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh,” kata Budi dikutip dari Kompas, Jumat (2/10/2020).
Budi mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial adalah dengan membangun spiritual positif.
BACA JUGA :
Bagaimana Cara UMKM Bertahan di Tengah Pandemi? Begini Tips Ahli Ekonomi
Pemerintah Luncurkan “DigiKu” Dorong UMKM Masuki Ekosistem Digital di Tengah Pandemi
Simak! 5 Tips Mencari Kerja di Tengah Pandemi
Antara lain, bisa dilakukan dengan beribadah di rumah bersama anggota keluarga baik secara berjemaah maupun daring.
Hal senada disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto.
“Masyarakat terkena dampak psikologis akibat kondisi pandemi yang tidak menentu. Peran kita semua adalah menjaga kesehatan jiwa masyarakat,” kata Agus.
Ia menjelaskan, perkembangan teknologi saat ini sudah memungkinkan bentuk konsultasi dan pengobatan melalui telemedicine, yaitu penggunaan alat telekomunikasi untuk mendapatkan informasi dan pelayanan medis jarak jauh.
Di tengah pandemi seperti ini, hal tersebut ia nilai merupakan suatu bentuk kemajuan yang mendukung pendampingan psikososial kepada masyarakat.
Maka dari itu, dukungan dan kerja sama yang terjalin saat ini, ia harapkan dapat membantu meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan imunitas di kala pandemi.
“Kunci utama dalam beradaptasi saat pandemi Covid-19 ini adalah kesehatan jiwa dan raga, terutama ketika harus beradaptasi dengan tatanan kehidupan normal baru,” tandas Agus. (*)
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien
Comment