Innalilahi! Ternyata ini Alasan RSUD Cikalong Wetan Jadi RS Khusus COVID-19

KBB, Peristiwa866 Views

Bandungkita.id, KBB – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan memfokuskan RSUD Cikalong Wetan menjadi rumah sakit khusus COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Eisenhower Sitanggang mengatakan, pihaknya saat ini masih memfokuskan untuk memaksimalkan tiga rumah sakit daerah.

“Kita sudah rapat dengan Plt Bupati KBB dan menetapkan RSUD Cikalong Wetan khusus untuk pasien COVID-19 dengan kapasitas 100 bed,” katanya kepada BandungKita.id, Kamis (24/6/2021).

“Jadi RSUD Cikalong Wetan tidak lagi melayani pasien umum, tapi melayani pasien Covid,” sambungnya.

Sementara itu, lanjut Eisen, di RSUD Cililin saat ini memang sudah penuh. Ia menyebut ada 18 pasien Covid di UGD.

“Jadi 18 pasien ini akan dipindahkan ke RSUD Cikalong Wetan,” ujarnya.

Ia berharap, RSUD Cililin dan RSUD Lembang bisa 60 persen melayani pasien Covid dan 40 persen melayani pasien non Covid.

“Karena itu kita antisipasi lonjakan Covid yang luar biasa ini,” ujarnya.

Eisen menerangkan, lonjakan kasus COVID-19 di KBB ini mencapai 90 hingga 95 persen dan masih fluktuatif. Bahkan, lanjut dia kemarin sempat mencapai 100 persen.

Baca Juga:

Viral! Foto Pasien Covid-19 Numpuk di Selasar IGD RSHS, Begini Penjelasannya

KBB Zona Oranye, Destinasi Wisata Boleh Buka dengan Aturan ini

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemda KBB Lakukan Vaksinasi Massal di Sejumlah Titik

Disinggung soal ketersediaan tenda untuk menampung pasien Covid, Eisen mengaku, pihaknya sedang melakukan kajian.

“Kita maksimalkan tiga RSUD dulu, karena masih ada khusus 6 DTP Puskesmas, yaitu Puskesmas Rajamandala, Cililin, Jayagiri, Gununghalu, dan Saguling,” tuturnya.

“Itu puskesmas yang kita arahkan untuk pasien Covid, tapi tentu untuk wilayah dengan status zona hijau dan kuning dengan keluhan ringan,” sambungnya.

Eisen menjelaskan, untuk pasien yang mengalami keluhan sedang akan diarahkan ke rumah sakit swasta.

Menurutnya, pihaknya juga akan memaksimalkan isolasi mandiri dengan adanya shelter-shelter di desa maupun kecamatan.

“Jadi para camat dan kades sesuai dengan anjuran pemerintah itu harus mengoptimalkan tempat yang bisa dijadikan isoman,” tuturnya.

Lebih jauh Eisen menjelaskan, dengan adanya lonjakan kasus COVID-19 yang cukup tinggi ini membuat pemerintah cukup kewalahan.

“Kasus COVID-19 yang terjadi dalam sehari mencapai 100 kasus saat ini, tapi alhamdulilah ada kabar baik meski kita masih tinggi namun dari segi zonasi dari beberapa hari lalu kita masuk zona oranye,” jelasnya.

Eisen mengaku, dinamika kasus COVID-19 di KBB cukup fluktuatif, lantaran orang-orang juga siatemik jadi dinamikanya cukup tinggi. Tapi mudah-mudahan ini bisa dipertahankan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan menyebut angka kepatuhan di Jabar masih 60 persen lantaran kepatuhan terhadap prokes masih kurang.

“Untuk kasus tertinggi sekarang ada di Lembang, Padalarang dan Parongpong, sementara di Ngamprah sudah mulai mengalami penurunan minggu-minggu ini,” tutupnya. (Agus SN/BandungKita.id) *

Editor: Agus SN

Comment