BandungKita.id, Bandung – Ajang West Java Investment Summit (WJIS) kembali digelar selama tiga hari mulai 21-22 Oktober 2021 di Savoy Homann, Kota Bandung.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Noneng Komara mengatakan, WJIS merupakan agenda promosi tahunan Pemerintah Provinsi Jabar untuk mengenjot iklim investasi.
Pada tahun ini, WJIS mengambil tema Navigating Post Covid World: Investment Growth for Resilient West Java. Tema ini merupakan gambaran ketangguhan Jabar dalam menghadapi pandemi COVID-19.
“Kami harapkan investasi bisa menjadi salah satu jalan keluar sekaligus menyongsong kondisi ekonomi pasca COVID-19,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (18/10/2021).
Ia menyebutkan, target WJIS 2021 diharapkan bisa menyedot sedikitnya 1.500 investor dari seluruh dunia. Untuk merealisasikan target tersebut, ada sebanyak 30 proyek yang ditawarkan yang nilainya mencapai triliunan.
“Kami menargetkan sebanyak 1.500-an investor dari manapun. Semoga para investor bisa ikut dan berinvestasi di Jabar,” katanya.
Noneng menjelaskan, WJIS juga bisa menjadi medium komunikasi para investor yang berminat menyuntikan modalnya di Jabar. Sehingga, iklim investasi di Jabar semakin meningkat setiap tahunnya.
Terbukti, selama dua tahun ajang ini berlangsung, Jabar berada di peringkat satu nasional dengan nilai realisasi investasi mencapai Rp72,46 triliun meliputi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
BACA JUGA:
Kota Cimahi Ciptakan Pariwisata Berbasis Air dan Kebudayaan
“Jadi WJIS ini diharapkan menjadi titik awal pengembangan investasi baru. Ini menunjukkan ketangguhan investasi di Indonesia, bahwa Jabar investasinya masih tangguh,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar, Herawanto mengatakan, merupakan hasil kolaborasi Bank Indonesia dengan Pemprov Jabar melalui DPMPTSP yang telah dilakukan dan sukses sejak 2019.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini akan diangkat sejumlah proyek investasi yang siap ditawarkan, termasuk proyek investasi di Jabar bagian selatan sebagai destinasi baru investasi.
“Tingginya realisasi investasi Jabar saat pandemi didukung oleh tiga hal yakni infrastruktur yang memadai, SDM yang mumpuni, serta dukungan pemerintah daerah seperti kemudahan perizinan dan promosi investasi salah satunya melalui kegiatan WJIS,” katanya.
Kemudian, Deputy Pimpinan BI Jabar Bambang Pramono menyebutkan Jabar memberikan sumbangsih investasi nasional sebesar 24,88 persen.
“Pada semester pertama 2021, investasi sudah mencapai Rp72 triliun. Jabar seksi dalam investasi karena memiliki infrastruktur pendukung yang sangat baik demikian pula demgan SDM yang lebih unggul dari Provinsi lain,” pungkasnya. (Faqih Rohman Syafei).
Comment