BandungKitaid, CIMAHI – Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) didukung Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, dan Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021 Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek RI gelar Festival Vlog Heritage Kota Cimahi 2021.
Ketua pelaksana Festival Heritage Kota Cimahi 2021, Siti Yanti Abintini mengatakan, kegiatan festival vlog ini merupakan bagain dari rangkaian kegiatan Festival Heritage Kota Cimahi 2021. Sebuah lomba video documenter dengan peserta terbuka untuk umum bagi masyarakat yang berdomisili di Jawa Barat.
“Bagi masyarakat yang berpartisipasi festival vlog ini telah dilakukan seleksi secara administrasi dan penyerahan video hasil karya yang dilaksanakan mulai 17 Oktober sampai 3 November 2021. Sebanyak 15 peserta dan video vlog dengan durasi 5 – 10 menit telah lolos mengikuti tahapan administrasi melalui pengisian data di google form dan sesuai dengan sarat-sarat yang ditentukan panitia,” ujar Yanti dalam siaran pesnya, Senin (8/11/2021) di Imah Seni, Sekretariat DKKC Jl. Pabrik Aci Kota Cimahi.
Lanjut Yanti, dari 15 karya vlog heritage Kota Cimahi yang terseleksi panitia, kumudian dikurasi oleh tim juri untuk menentukan 6 karya terbaik. Dewan juri yang terdiri dari Boim, Edi Juhara, dan Yoyo C. Durachman, Senin (8/11/2021) memutuskan 6 vlog yang masuk nominasi diantaranya; Arlen Production meraih juara 1, Ega Rahma juara 2, Nester Madhira juara 3 dan Cegum TV, Farhandlx, Virnaflstari sebagai juara harapan.
Baca Juga :
Memiliki Potensi Wisata Kuliner, Pemkot Cimahi Tandatangani MoU Dengan..
Mendalam! Tokoh Budaya Ini Ungkap Makna Dibalik Kata Cimahi dan Kearifan Lokal yang Punah
“Festival Vlog Heritage Kota Cimahi, merupakan lomba film atau video dokumenter pendek Heritage Kota Cimahi. Sebuah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk vlog. Melalui lomba vlog diharapkan dapat mempublikasikan Cagar Budaya Kota Cimahi dan memberikan pemahaman tentang sejarah dan budaya Kota Cimahi pada masyarakat Indonesia dan dunia,” jelasnya.
Menurut Yanti, Kota Cimahi yang hanya memiliki 3 kecamatan dan luas wilayahnya hampir habis dijadikan lahan pemukiman membuat Cimahi tidak banyak memiliki alam terbuka sebagai tempat kunjungan wisata.
“Untuk mengembangkan kepariwisataan selayaknya Kota Cimahi menggali kekayaan budaya dan sejarah Kota yang sudah lama terpendam. Cimahi punya banyak bangunan cagar budaya peninggalan kolonial Belanda yang usianya sudah puluhan dan ratusan tahun. Bangunan khas eropa dan bernilai sejarah ini menjadi aset yang sangat bisa dimanfaaftkan untuk pemajuan kepariwisataan di Kota Cimahi,” ungkapnya.
Tambah Yanti, belakangan ini pemerintah Kota Cimahi gencar mempromosikan kawasan militer yang sarat dengan bangunan bersejarah sebagai kawasan wisata. Bersama kendaraan bis Sakoci (Saba Kota Cimahi) yang disediakan pemerintah Kota, masyarakat setempat atau wisatawan lokal dan mancanegara bisa berkeliling melihat bangunan cagar budaya sambil mendengarkan penjelasan pemandu wisata.
“Dalam menguatkan konsep kepariwisataan Kota Cimahi yang dicanangkan pemeritah Kota, DKKC bersinergi dengan Disbudparpora Kota Cimahi diantanya gelar perhelatan budaya dalam bentuk Festival atau Lomba Vlog Heritage Kota Cimahi. Semoga saja melalui konten kreatif dalam bentuk vlog ini bukan semata dapat mempublikasikan bangunan cajagar budaya yang kita miliki, juga meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Cimahi,” harap Yanti.
Juri Festival Vlog Heritage Kota Cimahi 2021, Yoyo C. Durachman menyampaikan, secara umum 15 peserta yang ikut dalam festival vlog heritage Kota Cimahi ini, sudah cukup memahami tentang esensi dari sebuah Vlog. Sehingga ada beberapa peserta yang dari segi bentuk dan estetikanya mempunyai gaya yang khas.
Tonton Juga:
“Namun demikian di dalam ketrampilan pengemasannya untuk menjadi sebuah Vlog yang baik dan menarik, masih belum maksimal. Misalnya dalam penyampaian informasi tentang obyek materi vlog masih selintas, tidak lengkap. Ini menyangkut kelemahan dan semangat melakukan riset juga kemampuan mengemas informasi secara lengkap tapi dituturkan dengan singkat dan padat. Estetika audio visual terutama yang menyangkut pengambilan gambar, editing dan penataan suara, kemampuan pengemasannya masih perlu ditingkatkan. Terlihat ada yang visual dan editingnya bagus tapi tata suaranya tidak memadai atau sebaliknya,” papar Yoyo.
Tegasnya, beberapa peserta kurang mempertimbangkan durasi, terlalu bersemangat ingin menampilkan lebih dari 1 obyek heritage. Akibatnya informasinya menjadi tidak lengkap, hanya sekilas. Lebih baik menampilkan 1 obyek heritage tapi informasinya lengkap dengan dukungan estetika audio visual yang memadai.
“Walaupun pada umumnya berupaya menampulkan kreativias penataan visual yang menyangkut estetika gambar dan editing, namun kesalingdukungan dengan narasi tentang obyek heritage, singkronisasinya masih lemah,” katanya.
Yayo menambahkan, kemampuan public speaking vloger masih perlu ditingkatkan. Supaya bisa lebih mendukung dengan baik pada audio visual. Meskipun secara realita sehari hari banyak vlog yang ditayangkan di medsos khususnya YouTube, banyak yang menitikberatkan pada hiburan untuk menjaring sebanyak banyaknya viewer dengan kurang mengindahkan estetikanya.
Tetapi event seperti frstival vlog heritage Kota Cimahi ini harus dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk membuat vlog yang informatif juga mempunyai nilai estetis. Oleh karena itu perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan workshop pembuatan vlog. Harapan kedepan bukan saja para vlogger dapat mempublikasikan bangunan cagar budaya, juga mempublikasikan seluruh aktifitas kebudayaan di Kota Cimahi,” pungkas Yoyo. ** (Humas DKKC)
Editor: Dhomz Hermawan
Comment