BandungKita.id, NGAMPRAH – Potensi ‘bencana besar’ mengancam Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan sekitarnya. Pasalnya, patahan aktif Sesar Lembang sepanjang 29 kilometer yang membentang dari kawasan Batulonceng Lembang hingga Padalarang kini telah memasuki tahap pelepasan energi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). LIPI meminta agar Pemkab dan masyarakat Bandung Barat dan sekitarnya waspada terhadap potensi gempa dahsyat bila patahan Sesar Lembang itu mengalami pergeseran.
LIPI juga mengingatkan agar Pemkab Bandung Barat meningkatkan kesiapsiagaan dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi sebelum potensi bencana itu terjadi. Upaya antisipasi dini seperti sosialisasi kepada masyarakat harus terus dilakukan.
“Kami mengingatkan agar Pemda KBB dan masyarakatnya waspada terhadap sumber dan potensi bencana. Termasuk keberadaan Sesar Lembang yang saat ini sudah masuk tahap ‘ulang tahun’ atau siklus masa pelepasan energi,” jelas peneliti LIPI, Mudrik R Daryono saat ditemui BandungKita.id beberapa waktu lalu.
BACA JUGA :
Peneliti Gempa ITB Ingatkan Potensi Bencana Sesar Lembang, Begini Prediksinya
Sesar Lembang, Daerah Mana Saja yang Terdampak Bila Terjadi Gempa?
Antisipasi Potensi dan Minimalisir Dampak Bencana, Pemkot Cimahi Lakukan Hal Ini
Berdasarkan hasil penelitiannya, Sesar Lembang dan gempa bumi lain sebenarnya memiliki siklus atau ‘ulang tahun’ setiap 170 hingga 670 tahun. Untuk Sesar Lembang sendiri, kata Mudrik, selama 560 tahun belum pernah terjadi gempa bumi di bentangan Sesar Lembang.
“Sehingga semua harus waspada karena saat ini memang sudah masuk siklus itu (gempa bumi). Jika Sesar Lembang ini bergeser, bisa menimbulkan gempa dengan kekuatan antara 6 hingga 7 Skala Richter (SR),” ungkap Mudrik.
Meski demikian, menurut dia, bencana gempa bumi itu tidak dapat diprediksi kapan terjadi. Oleh karena itu, ia meminta Pemkab maupun masyarakat KBB dan sekitarnya harus selalu waspada menghadapi potensi bencana.
“Tidak bisa diprediksi gempa bumi Sesar Lembang ini kapan terjadi. Bisa saja besok, lusa atau bisa 100 tahun lagi,” jelas peneliti asal ITB itu.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Asep Sodikin yang juga menjabat Sekda KBB mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya Sesar Lembang itu sejak 2015 lalu.
Selain itu, kata Asep Sodikin, pihaknya juga sudah menginventarisir daerah mana saja yang kemungkinan terdampak potensi gempa Sesar Lembang tersebut. Setidaknya ada lima kecamatan dan puluhan desa di KBB yang kemungkinan terdampak Sesar Lembang yaitu Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Lembang.
“Kami sudah sosialisasi berdasar data dari LIPI. Pembentukan desa tangguh bencana juga bagian dari antisipasi termasuk kami minta desa untuk mengalokasikan dana on call dengan besaran Rp200 juta sampai Rp250 juta untuk penanganan darurat bencana. Jadi kalau ada bencana, tidak saling mengandalkan,” kata Asep. (M Zezen Zainal M/BandungKita.id)
Editor : M Zezen Zainal M
Comment