Temuan Fosil Hewan Purba di Cipongkor Menambah Destinasi Wisata di Bandung Barat

BandungKita.id, KBB – Penemuan sejumlah fosil tulang belulang hewan (verterbrata) berbagai jenis dan bentuk di Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor menjadi kabar gembira bagi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan.

Pasalnya, penemuan fosil tersebut tidak saja menjadi harta karun sejarah, namun juga menjadi edukasi dan nilai lebih untuk pengembangan sektor wisata Bandung Barat.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei ke pulau Sirtwo Island, yang terletak di Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, KBB, paleontolog dari UI dan ITB menemukan sedikitnya 17 titik fosil tulang hewan (verterbrata) berbagai jenis dan bentuk.

Peneliti menemukan fosil bagian lengan, kaki, tangan, tulang belakang, dan bagian kepala. Fosil tersebut diperkirakan berusia 3.000 tahun terdiri dari fosil kerbau, sapi, rusa, dan gajah.

Hengky mengatakan, penemuan tersebut adalah harta istimewa bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Selain itu, lokasi itu juga bakal jadi destinasi wisata baru di Kabupaten Bandung Barat.

Baca Juga

Kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung Barat Tersisa 29 Orang

Teras Sentani, Tempat Asyik Buat Nongkrong di Bandung Selatan

Oleh karenanya, dirinya meminta semua pihak sama-sama menjaga dan melestarikan lokasi tersebut.

“Seperti kita ketahui, Goa Pawon merupakan salah satu destinasi wisata edukasi yang kita miliki. Dengan adanya temuan fosil di Desa Baranangsiang menambah lagi satu kawasan wisata baru nantinya,” katanya, Rabu 13 Oktober 2021.

Ia mengaku, penemuan fosil hewan purba di wilayahnya tersebut menjadi salah kebanggaan tersendiri. Terlebih, berdasarkan informasi yang diperoleh salah satu fosil merupakan tulang gajah.

“Tak disangka kalau hasil penelitian bahwa salah satu fosil tersebut benar hewan gajah berarti hewan berukuran besar tersebut pernah hidup di Bandung Barat,” imbuhnya.

Ia menuturkan, saat penelitian tersebut semua pihak dapat berkolaborasi agar proses peneliti berjalan lancar dengan hasil yang memberikan manfaat kepada seluruh pihak.

“Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan memberikan manfaat kepada semuanya,” harapnya.

Ia juga mengimbau, agar masyarakat yang datang ke kawasan tersebut bisa sama-sama menjaga dan tidak melakukan tindakan yang kurang bermanfaat, seperti merusak atau mengambil fosil yang ada.

“Jangan sampai datang ke sana mengambil fosil karena di bawa ke rumah pun untuk apa gak ada nilai. Lebih baik sama-sama kita jaga,” tukasnya. (agus satia negara)

Comment