Yuk Intip, Makam Keramat Eyang Bitung Wulung di Cipada

BandungRayaKita, KBB3255 Views

BandungBarat.id, KBB – Bagi warga Bandung Barat mungkin masih terasa asing jika mendengar Makam Keramat Eyang Bitung Wulung atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Jaga Raksa.

Makam yang berlokasi di Desa Cipada, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Makam Keramat Eyang Jaga Raksa ternyata banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai wilayah Jawa Barat.

Ketua Pokdarwis Paris Land, A Arifin mengatakan, bangunan makam tersebut juga lebih dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Pasarean.

Menurutnya, Pasarean merupakan tempat perkumpulan para petinggi di zaman kerajaan, termasuk para syekh dan wali yang menyebarkan agama Islam.

“Jadi itu tempat ngumpul atau tempat peristirahatan para tokoh dahulu kala,” katanya belum lama ini.

Arifin menuturkan, di Pasarean ada salah satu makam yang dikenal dengan nama Eyang Bitung Wulung. Seorang tokoh yang diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai penjaga tempat di mana para petinggi kerajaan berkumpul.

“Gak hanya itu, saat para wali dan ulama yang menyebarkan agama Islam pun Eyang Bitung Wulung juga menjadi penjaga Pasarean tersebut,” tuturnya.

Baca Juga

Temuan Fosil Hewan Purba di Cipongkor Menambah Destinasi Wisata di Bandung Barat

Situ Lembang Dano, si Mungil dengan Sejuta Potensi

Berdasarkan keterangan kasepuhan setempat, kata dia, Presiden RI pertama Soekarno juga pernah mendatangi makam tersebut.

“Eyang Bitung Wulung atau Eyang Jaga Raksa ini memang sering didatangi para peziarah dari berbagai daerah,” ujarnya.

Arifin menyebut, tidak sembarang orang bisa datang dan masuk ke kawasan makam Eyang Bitung Wulung.

“Memang di kalangan masyarakat tidak semua tahu siapa itu. Nah, itu adalah seorang tokoh besar yang diberi mandat untuk menjaga tempat berkumpulnya para wali,” sebutnya.

Menurutnya, masih banyak misteri di kawasan makam tersebut yang belum terbuka, seperti banyak makam-makam keramat termasuk peninggalan sejarah yang belum terkuak.

“Misalnya saja yang di atas Gunung Burangrang, di sana banyak patilasan yang belum ke buka. Nah itu salah satu pembuktiannya,” tuturnya.

Berdasarkan keterangan para peziarah yang sengaja datang ke Pasarean, kata dia, peziarah mengaku pernah melihat sosok pria misterius dengan bentuk tubuhnya tinggi besar dan memakai baju pangsi (baju adat Sunda) lengkap dengan ikat kepala khas orang tua zaman dahulu.

“Pengakuannya gak dari satu orang, tapi dari banyak peziarah mengaku pernah melihat penampakan sosok pria besar dengan kumis tebal memakai pangsi,” bebernya.

Arifin menyebut, sosok pria tersebut yang diyakini masyarakat dan peziarah sebagai Eyang Bitung Wulung yang menjaga Pasarean.

“Peziarah yang datang itu memiliki tujuan yang berbeda-beda, mulai dari yang menginginkan harta dan lainnya,” sebutnya.

Selain itu, kata dia, ada juga utusan yang datang melalui mimpi dan langsung mencari tokoh masyarakat Cipada sekaligus juru kunci makam Pasarean yang bernama Abah Wawan.

“Ada sekitar dua sampai tiga orang yang mencari Abah Wawan yang tinggal di bawah kaki Gunung Burangrang,” katanya.

“Jadi dalam mimpinya (peziarah) yang bisa mengantarkan bke makam Pasarean itu Abah Wawan. Ternyata mimpi tersebut sangat benar, bahkan sampai yang punya maksud itu nangis,” ucapnya.

Tak hanya itu, sambung dia, ada juga peziarah dari Karawang dan Cigondewah yang memiliki tujuan berbeda-beda, mulai dari yang ingin harta karun dan lainnya.

“Ada juga peziarah dari luar yang telah mendapatkan hasilnya, tapi saya tidak bisa mengatakan identitasnya,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, mitos atau peristiwa mistis lain yang terjadi di Makam Pasarean adalah banyak yang mengaku ulama dengan ketika melakukan tapa/semedi banyak yang tumbang.

“Ada yang mengaku sebagai ulama, haji atau apalah. Oleh orang tua saya di bawa ke atas sebanyak 7 orang dari beberapa tempat. Jadi mereka itu mengaku tokoh-tokoh. Tapi, pada saat berada di sana tidak ada yang mampu dan tumbang semua,” paparnya.

Menurutnya, itu akibat dari orang yang memiliki niat tidak baik atau jahat pasti tumbang.

“Memang itu kisah nyata. Jadi saya percaya terhadap penunggu itu ada, tempat itu dulunya adalah tempat rapat atau ngobrolnya petinggi yang sifatnya rahasia,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengatakan, pihaknya akan mengkaji lebih lanjut terkait makam keramat Pasarean tersebut.

“Ini bisa masuk warisan budaya takbenda dan bisa dilestarikan,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, area makam keramat Pasarean memiliki luas sekitar 1,5 hektare. Hal ini bisa menjadi faktor pendukung agar makam keramat Pasarean ini bisa jadi destinasi wisata religi.

“Di sekitar makam keramat Pasarean ini juga terdapat sejumlah destinasi wisata yang bisa dijadikan paket lengkap wisata Desa Cipada,” ujarnya.

Ia menambahkan, di sekitar kawasan Desa Cipada ini ada sejumlah destinasi wisata mulai dari wisata religi, wisata alam, wisata kuliner, wisata air dan lainnya.

“Jadi di Desa Cipada itu banyak alternatif wisata yang menarik dalam satu kawasan,” tandasnya. (agus satia negara)

Comment